Pemain Asing Madura United Binis Kafe Sehat di Surabaya

DBasia.news – Gelandang Madura United, Jacob Pepper, memilih bertahan di Indonesia alih-alih pulang ke negara asalnya, Australia.


Sejak PSSI dan PT Liga Indonesia baru (LIB) memastikan Liga 1 dan Liga 2 2020 digelar Februari 2021, eksodus kepulangan pemain asing tak terhidarkan. Bahkan beberapa pemain sepertinya telah bersiap melipir ke kompetisi negara lain.

Namun hal tersebut tak dilakukan oleh eks penggawa Brisbane Roar tersebut. Dirinya justru ingin menetap di Tanah Air hingga kompetisi digulirkan.

“Tidak, saya akan tinggal di Indonesia sampai musim dimulai,”.

Selain menjaga kebugarannya dengan terus berlatih secara mandiri, Jacob juga tengah mempelajari Bahasa Indonesia. Dia ingin lekas beradaptasi dengan rekan-rekannya.

“Saya suka budaya ini (bahasa Indonesia) dan itu adalah sebuah bagian dari orang-orang di sini yang harus saya hormati dan pelajari,” jelasnya.

“Saya sangat ingin belajar dan menjadi fasih sehingga saya bisa berkomunikasi dengan baik ke rekan satu tim saya dan orang-orang di Indonesia.”

Pria berusia 28 tahun tersebut mengaku masih kesulitan menggunakan bahasa informal yang cukup banyak variannya. Apalagi dirinya tak memiliki guru khusus untuk mengajarinya.

“Saya memiliki notepad dan podcast. Saya juga meminta Alle, (driver pemain asing Madura United), untuk berbicara dengan saya dalam bahasa Indonesia. Jadi saya belajar dengan cepat,” terangnya.

Pemain bernomor punggung 8 tersebut juga memiliki tujuan lain saat belajar bahasa Indonesia. Dirinya dengan tegas ingin membuka kafe sehat di Surabaya.

Saat ini, Jacob telah memiliki tiga kafe serupa di Australia. Dirinya mempercayakan pengelolaan kafe di Negeri Kangguru kepada saudaranya, Nathan Pepper.

“Saya akan membuka kafe di Surabaya dan perlu berbicara dalam bahasa asli untuk berkomunikasi dengan staf dan pelanggan saya. Semoga dalam 2 bulan ke depan, kafe itu bisa dibuka,” ungkapnya.

Sejak membela Madura United di awal musim ini, Jacob telah mengintip peluang untuk melebarkan bisnisnya. Menurutnya, kota terbesar kedua di Indonesia ini menyimpan potensi besar untuk bisnis kafe sehat.

“Pangsa pasarnya mungkin jauh lebih baik di Jakarta. Tapi di Surabaya, ini akan jadi kafe pertama yang seperti ini. Saya pikir Surabaya membutuhkan kafe dengan menu sehat seperti yang aku miliki ini dan memberikan orang-orang sesuatu yang berbeda,” pungkasnya.