DBasia.news – Lemparan botol, batu, dan petasan menjadi salam perpisahan mengerikan untuk skuat Persija Jakarta kala berhasil menahan gempuran Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, pada kompetisi Liga 1 musim lalu. Pertandingan berakhir sama kuat 1-1 setelah Ramdani Lestaluhu membalas gol Raphael Maitimo untuk membawa timnya pulang ke ibu kota dengan oleh-oleh satu poin.
Saat itu, pelatih Persija, Stefano Cugurra menolak untuk memberikan pernyataan pers kepada pewarta yang telah menunggu seusai pertandingan. Arsitek yang karib dipanggil Teco itu merasa situasi sudah tidak aman. Dirinya bersama rombongan skuat Persija langsung menaiki kendaraan taktis (rantis) jenis barracuda milik kepolisian.
Sabtu, 22 Juli 2017, jadi malam mencekam untuk Teco, dan mungkin sebagian pemain Persija lainnya. Arsitek berusia 43 tahun itu bahkan blak-blakan menyatakan bahwa pertandingan sepak bola tidak cocok digelar di Bandung.
“Tidak boleh ada lagi pertandingan di sini,” ujar Teco kala itu, di lorong ruang ganti GBLA.
Keinginan Teco itu urung terwujud. Untuk kedua kalinya sebagai nakhoda Persija, Teco akan mengunjungi Bandung, entah mengulang kisah pilu tersebut, atau bahkan membawa kabar bahagia dari sana.
Untuk mengadapi Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9), skuat Persija kini banyak mengalami perubahan. Bagi Teco yang pernah mengalami terror di Bandung, menanamkan mental yang kuat menjadi tugasnya.
Beberapa pemain asing Persija, seperti Marko Simic, Jaimerson Xavier, dan Renan Silva, akan menjalani partai away perdana melawan Persib di Bandung.
“Pemain juga sangat konsentrasi serta fokus untuk bermain pada hari Minggu. Termasuk tentunya pemain baru baik asing maupun lokal juga sudah kami ceritakan bagaimana saat bermain di sana. Di mana harus dibutuhkan mental yang kuat,” imbuh Teco.