DBAsia News

Pelatih-pelatih yang Nasibnya Berada di Ujung Tanduk

DBasia.news –  Pemecatan pelatih-pelatih di Eropa rawan terjadi pada dua bulan terakhir dalam kalender tahunan, November dan Desember.

Pemecatan itu kerap terjadi di masa lalu dan terbukti terjadi pada November atau Desember, terutamanya di jeda internasional. Bahkan hal itu berlanjut sampai saat ini. Dua pelatih di dua klub top Eropa, Niko Kovac dan Mauricio Pochettino, dipecat oleh klubnya masing-masing.

Kovac dipecat Bayern Munchen usai klub menelan kekalahan 1-5 dari Eintracht Frankfurt di Bundesliga. Posisinya digantikan oleh Hans-Dieter Flick (manajer interim atau sementara).

Sementara Tottenham memecat Pochettino, yang sudah lima tahun melatih klub, karena inkonsistensi dan penurunan performa tim musim ini. Tottenham menunjuk Jose Mourinho sebagai pengganti Pochettino dengan kontrak hingga 2023.

Pemecatan keduanya jadi bukti: tidak ada yang tahu masa depan dan kapan petinggi klub memecat pelatih, terutamanya di bulan November-Desember. BolaSkor.com juga mencatat enam pelatih yang nasibnya berada di ujung tanduk saat ini. Termasuk Unai Emery, berikut penjabarannya:

1. Unai Emery

Enam laga beruntun di seluruh kompetisi tanpa kemenangan. Unai Emery boleh jadi beruntung tidak atau belum dipecat oleh Arsenal saat ini. Arsenal sudah memiliki banyak alasan apabila memutuskan untuk memecatnya.

Pertama, petinggi klub sudah membelikannya banyak pemain di musim panas ini termasuk rekor transfer, Nicolas Pepe, yang direkrut dari Lille sebesar 72 juta poundsterling. Lalu, ini juga menjadi musim kedua Emery melatih The Gunners sejak menggantikan Arsene Wenger.

Plus, tekanan dari media, legenda klub, hingga fans, menginginkan Arsenal mengganti Emery dengan manajer lainnya.

“Saya menyaksikan siaran ulang laga-laga Arsenal dan saya bingung. Arsenal kerapkali ada di momen yang mengkhawatirkan, tapi saya tetap bingung. Arsenal tidak berkembang lebih dari saat mereka dilatih Arsene Wenger,” ucap penulis Daily Telegraph, Paul Hayward.

“Terlebih, Emery selalu berbicara soal analisa, analisa, dan analisa. Maaf, waktu untuk menganalisis telah berlalu. Dia harus melakukan sesuatu untuk menjadikan tim (tampil) lebih baik lagi.”

2. Marco Silva

Everton berada di peringkat 16 klasemen Premier League dan terpaut empat poin dari zona degradasi. Everton tidak membaik di musim kedua Marco Silva melatih klub sejak menggantikan Sam Allardyce setahun yang lalu.

Seiring keberadaan pemain baru seperti Moise Kean, Alex Iwobi, dan Fabian Delph, Everton seharusnya bisa tampil lebih baik lagi – setidaknya bertarung di papan tengah atau zona Eropa. Tak ayal tekanan kini dirasakan manajer asal Portugal tersebut.

“Marco Silva terlihat tertekan dari satu laga ke laga berikutnya. Dia menang di satu laga, kalah di satu laga, dan kembali menang. Dia diharapkan jadi penyelamat Everton setelah Sam Allardyce dan melakukannya dengan baik. Tapi, dia bukan sosok yang tepat memimpin klub untuk berkembang,” tutur Steve Bates, penulis The People.

3. Quique Sanchez Flores

Nasib Quique Sanchez Flores juga berada di ujung tanduk di Watford. Tim yang musim lalu mencapai final Piala FA kini berada di dasar klasemen, zona degradasi, dengan raihan delapan poin hasil dari satu kemenangan, lima hasil imbang, dan tujuh kekalahan.

Buruknya penampilan Watford musim ini cukup unik, sebab skuat tidak banyak berubah dan masih diperkuat pemain-pemain andalan musim lalu seperti Gerard Deulofeu, Roberto Pereyra, dan Abdoulaye Doucoure.

“Quique Sanchez Flores, mengingat rekor pemecatan manajer Watford – mengetuk pintu di sana dan mereka tak ragu melakukan perubahan. Ketika Anda kalah 0-3 dari Burnley di laga kandang, tanpa bermaksud tidak hormat, maka alarm peringatan akan berbunyi,” terang Steve Bates.

4. Manuel Pellegrini

The Hammers – julukan West Ham United – tanpa kemenangan di delapan laga terakhir di seluruh kompetisi, kalah enam kali, dan kini ada di peringkat 17 klasemen Premier League – terpaut tiga poin dari zona degradasi.

Permainan tim tidak konsisten di bawah asuhan Manuel Pellegrini, manajer yang pernah membawa Manchester City juara Premier League. Alhasil, West Ham hanya cenderung mengandalkan dua gelandang Inggris, Mark Noble dan Declan Rice, untuk memotivasi semangat bermain rekan setimnya.

Manuel Pellegrini dianggap bukan pelatih yang sama lagi sejak kembali dari China, melatih Hebei China Fortune (2016-2018), dan melatih West Ham sejak 2018.

5. Lucien Favre

Musim kedua Lucien Favre tak berjalan baik di Borussia Dortmund. Meski telah diberikan Julian Brandt, Thorgan Hazard, dan Nico Schulz, Dortmund tidak konsisten bermain dan saat ini ada di urutan enam klasemen Bundesliga. Jika inkonsistensi bermain mereka berlanjut, bukan tak mungkin Favre dipecat seperti Kovac.

6. Ole Gunnar Solskjaer

Inkonsistensi bermain dan berpotensi kesulitan masuk zona Liga Champions di empat besar Premier League. Ed Woodward sudah mewakili klub memberikan dukungannya kepada sang manajer, tapi, apabila Manchester United tidak menunjukkan perkembangan, bisa jadi Ole Gunnar Solskjaer dipecat.

Pada Desember 2018 Man United memecat Jose Mourinho. Menarik untuk dinanti, bagaimana performa klub pada periode tersebut dan juga sikap petinggi United kepada Solskjaer.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?