DBasia.news – Akhir – akhir ini, Granit Xhaka mengalami situasi yang sulit. Hal ini mengundang simpati sahabatnya di Swiss, Patrik Dibrani. Dia menilai sikap para gooner, sebutan fans The Gunners, tidak dapat dimengerti.
Dibrani meyakini insiden lempar kaus dan umpatan ke arah para gooner saat melawan Crystal Palace hanya akan membuat situasi makin buruk. Menurut dia, Granit Xhaka akan dikubur hidup-hidup. Itulah yang kini terjadi. Hujatan dari berbagai penjuru menghantam eks pemain Borussia Moenchengladbach tersebut.
“Ini sungguh menyakitkan bagi saya. Granit Xhaka sudah seperti saudara bagi saya,” kata Dibrani seperti dikutip dari Blick. “Saya paham bahwa reaksinya tidaklah bagus. Namun, jika Anda seorang fan sejati sebuah klub, seharusnya seperti ikatan cinta. Anda harus ada untuk satu sama lain pada saat senang dan susah. Menyiuli pemain sendiri bukanlah sesuatu yang seperti itu.”
Pemain yang membela SC Zofingen di Divisi III Swiss itu secara implisit menilai karier Granit Xhaka di Inggris sudah tamat. “Setelah pertandingan, saya berbicara dengan dia di telepon. Dia merasa tak baik. Dia merasa dihajar habis-habisan. Dia segera menyesali perbuatannya. Dia begitu emosional,” urai Dibrani lagi.
Sang sahabat menambahkan, “Akan tetapi, dia akan dikubur hidup-hidup oleh para fan dan media-media Inggris. Dia berada pada umur yang rawan melakukan kesalahan. Dia itu manusia biasa. Bagi saya, hanya fan palsu yang menyerang dia seperti itu. Mereka bukan fan sejati.”
Granit Xhaka Dihabisi Tanpa Ampun
Dibrani mengungkapkan, Granit Xhaka adalah sosok pemain yang sangat profesional. Sejak awal kariernya, semua berjalan baik. Namun, di Arsenal, tiba-tiba saja semuanya jadi buruk.
“Granit melakukan segalanya demi sepak bola. Dia punya pelatih pribadi, tak mendatangi pesta-pesta malam hari. Namun, dia kemudian dihina di stadion dan media sosial. Komentar-komentar yang dilontarkan kepada dia sudah melampaui batas,” ujar Dibrani mengomentari hujatan kepada Granit Xhaka.
Lebih lanjut, dia mengatakan, “Saya tak mengerti semuanya tentang dia jadi selalu buruk. Dia adalah pemain yang tak tergantikan saat berumur 18 tahun di FC Basel. Dia juga kapten termuda di Borussia Moenchengladbach. Dia selalu bermain di Arsenal. Sekarang, dia dihabisi tanpa ampun. Ini sungguh tak adil.”
Situasi Granit Xhaka saat ini semakin buruk. Para legenda Arsenal sudah menyudutkan dirinya. Manajer Unai Emery pun tak memberikan perlindungan yang cukup. Apalagi, dia pun menolak meminta maaf secara terbuka. Menilik hal itu, sangat mungkin sang pemain mengikuti jejak kapten The Gunners sebelumnya, Laurent Koscielny, yang pergi dari Stadion Emirates.