DBasia.news – Sapu bersih kemenangan dilakukan Liverpool di empat laga awal Premier League. The Reds menang melawan West Ham United (4-0), Crystal Palace (2-0), Brighton & Hove Albion (1-0), dan teranyar kontra Leicester City (2-1) di King Power Stadium.
Raihan 12 poin dari empat laga awal Premier League menjadi catatan terbaik Liverpool sejak 1990. Tren positif itu jelas menjadi modal positif Liverpool untuk bersaing merebutkan titel Premier League. Awalan yang bagus menambah kepercayaan diri para pemain untuk mengarungi panjangnya perjalanan dalam satu musim.
Aktor-aktor di balik start sempurna Liverpool pun tidak lepas dari pemain bintang yang mereka miliki dari: Virgil van Dijk, Alisson Becker, Sadio Mane, Roberto Firmino, hingga Mohamed Salah. Nama mereka tidak pernah lepas dari sorotan, kendati demikian, ada juga pahlawan-pahlawan ‘tidak terlihat’ Liverpool lainnya di balik awalan yang baik itu.
Mereka kurang mendapat pengakuan lebih dari publik, namun perannya vital dan tampil bagus sejauh ini di Premier League. Peran mereka dalam menjaga momentum Liverpool tidak kalah hebat dari pemain bintang tim. Siapa saja?
James Milner
Prajurit veteran yang tidak pernah berkeluh kesah atau mengeluh ketika menjalani instruksi dari pelatihnya. Dimanapun dia bermain, dari Aston Villa, Manchester City, hingga Liverpool, James Milner selalu menjawab kepercayaan sang pelatih dengan permainan yang memuaskan.
Tidak ada yang menduga, Milner masih jadi kepercayaan Klopp musim ini, di kala Liverpool mendatangkan dua gelandang anyar: Fabinho dan Naby Keita. Pemain berusia 32 tahun telah diturunkan sebagai starter dalam empat laga awal Liverpool di Premier League.
Milner pekerja keras yang menghidupkan permainan Liverpool di lini tengah. Tidak cuma rajin bergerak merebut bola dari penguasaan lawan, melapis lini belakang, Milner juga kerapkali membantu transisi permainan Liverpool dari fase bertahan ke penyerangan, tak jarang juga ia melakukan penetrasi serangan dari lini kedua – sistem gegenpressing Klopp bekerja baik jika ada pekerja keras sepertinya.
Milner telah mencetak gol pertamanya dari titik putih ketika menjebol gawang Palace. Melawan Leicester, dia menorehkan assists ke-80 di Premier League dan menyamai torehan David Beckham, serta jadi pemain keempat setelah Gareth Barry, Rory Delap, dan Gary Speed yang mencatatkan 100 penampilan di Premier League dengan tiga klub berbeda. Milner patut mendapat apresiasi lebih atas kerja kerasnya itu.
Joe Gomez
Opini publik soal Dejan Lovren sebagai tandem terbaik Virgil van Dijk bisa saja berubah saat ini, setelah melihat penampilan hebat Joe Gomez di empat laga Premier League. Pada tiga laga pertama, bek yang baru berusia 21 tahun mampu membantu Alisson mengamankan gawangnya dari kebobolan. Gomez juga tampil bagus kontra Leicester.
Ketika Van Dijk kerepotan menahan gempuran Leicester kala mereka meningkatkan intensitas serangan, Gomez tetap menjaga fokus 100 persen dan disiplin menjaga lini belakang Liverpool. Satu blok krusial – yang nilainya seperti striker mencetak gol – dilakukannya kala memblok bola dari sepakan James Maddison yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Alisson.
Performa hebatnya itu menambah kemampuan Gomez yang dapat bermain dengan baik di seluruh posisi di lini belakang: bek kiri, bek kanan, dan bek tengah. Gomez memiliki kecepatan dan kemampuan membaca permainan yang membuatnya menjadi bek tengah hebat, melengkapi kehebatan Van Dijk dalam duel bola udara. Pasangan Gomez-Van Dijk tampaknya akan lebih sering lagi dimainkan oleh Klopp musim ini.
Andrew Roberston
Banderol delapan juta poundsterling Andrew Robertson dari Hull City tampak sangat murah jika melihat performanya bersama Liverpool. Status underrated atau pemain yang tidak banyak disorot, tapi bagus, pantas disematkan kepada pemain berusia 24 tahun asal Skotlandia.
Tidak ada yang menduga, Robertson langsung menempati pos bek kiri Liverpool sejak musim lalu dan menjadikan Alberto Moreno sebagai penghangat bangku cadangan. Penampilannya lebih meyakinkan sebagai bek kiri, hampir tidak ada celah. Disiplin ketika bertahan, Robertson juga tahu kapan momen bagus untuk menyerang (overlap).
Melawan Leicester, dia memberikan assist kepada gol yang diciptakan Mane. Robertson juga memaksa Ghezzal, penyerang sayap kanan Leicester, bergerak ke tengah untuk menghindarinya karena sisi kiri pertahanan Liverpool sulit ditembus. Konsistensi bermain Robertson juga patut diacungi jempol, jarang sekali pemain yang satu ini bermain buruk ketika tampil sebagai starter.
Georginio Wijnaldum
Penampilan konsisten Milner dengan Georginio Wijnaldum di lini tengah lah yang menjadi alasan Fabinho tak jua melakukan debutnya dengan Liverpool. Sama seperti Milner, peran Wijnaldum juga krusial dalam menghidupkan lini tengah Liverpool. Bedanya, gelandang asal Belanda memiliki kemampuan teknik yang sedikit lebih baik dibanding Milner.
Wijnaldum memiliki komunikasi bermain yang baik dengan Milner. Keduanya tahu kapan harus bergantian menjaga area tengah permainan Liverpool dan juga momen untuk membantu serangan. Jika keduanya terus tampil gemilang di lini kedua Liverpool, gelandang lain seperti Jordan Henderson, Keita, dan Fabinho harus bekerja keras untuk menempati satu posisi tersisa dalam taktik 4-3-3 Klopp.