DBasia.news – Ole Gunnar Solskjaer ternyata kurang nyaman dengan statusnya sebagai murid Sir Alex Ferguson. Pria berkebangsaan Norwegia itu berambisi lepas dari bayang-bayang manajer legendaris Manchester United tersebut.
Manchester United kesulitan mencari pengganti Ferguson yang pensiun pada musim panas 2013 silam. Sejumlah nama besar seperti Louis van Gaal hingga Jose Mourinho gagal membawa Setan Merah berjaya di Premier League.
Namun kedatangan Solskjaer pada akhir Desember 2018 melahirkan sebuah harapan baru. Manchester United mulai kembali menunjukkan karakter seperti era Ferguson.
Salah satu buktinya tentu posisi Manchester United yang kini bersaing di papan atas klasemen sementara Premier League. Kubu Old Trafford juga mulai akrab kembali dengan status raja comeback.
Pada awal kedatangannya, Solskjaer dikabarkan kembali meneruskan sejumlah tradisi di era Ferguson yang sempat terputus. Ia juga kerap berdiskusi dengan sang mentor.
Namun sebuah fakta mengejutkan diungkapkan Solskjaer. Ia mengaku sudah tak lagi berdiskusi atau meminta saran kepada Ferguson dalam waktu yang cukup lama.
“Saya mungkin telah dipengaruhi oleh Sir Alex selama 15 tahun sejak saya bekerja dengannya. Namun kepribadian kami berbeda, sehingga saya mengelola tim dengan cara yang menurut saya benar,” kata Solskjaer di situs resmi klub.
“Saya suka bekerja dan bermain di bawah asuhan Ferguson karena saya belajar banyak darinya. Namun sudah lama sejak kami bercakap-cakap dan saya tidak bertanya kepadanya bagaimana saya harus memainkan yang ini atau itu.”
“Saya tidak bertanya kepada siapa pun bagaimana saya harus mengelola tim,” tambahnya.
Pernyataan tersebut menegaskan karakter Solskjaer. Ia ingin membangun era kejayaan baru Manchester United dengan caranya sendiri.
Sebagai seorang manajer, Solskjaer tentu punya filosofi permainannya sendiri. Meski pun sedikit banyak ilmu sepak bolanya dipengaruhi oleh Ferguson.
Solskjaer pasti sadar butuh waktu lama untuk lepas dari bayang-bayang Ferguson. Ia juga harus mulai mempersembahkan gelar juara untuk memulai mewujudkan ambisinya tersebut.
Musim ini, Manchester United masih berpeluang meraih gelar di tiga kompetisi berbeda. Minimal, ia harus meraih salah satunya demi mengamankan posisinya di kursi manajer.