DBasia.news – 8 Mei, 9 tahun lalu, klub Liga Portugal, FC Porto kembali torehkan prestasi tersendiri. Setelah pada musim 2003-04 bersama Jose Mourinho raih gelar Liga Champios, maka pada musim 2010-11 Porto sukses meraih trebel winners.
Capain ini tak lepas dari peran pelatih Andre Villas-Boas. Mantan asisten Jose Mourinho di Chelsea ini mampu melewati sang mentor yang pada 2004 hampir juga meraih gelar treble winers.
Bermaterikan pemain bernuansa Amerika Latin, Villas Boas tak hanya membuat klub berjuluk Si Naga ini berjaya di kompetisi lokal namun juga sukses merengkuh gelar Liga Europa di musim itu.
Di lini belakang, Villas Boas memiliki duet Maicon dan Rolando di jantung pertahanan. Keduanya jadi jaminan mutu bagi penjaga gawang Helton yang memiliki jam terbang tinggi. Sedangkan di sektor full back, Villas-Boas mempercayakan pada pemain Uruguay, Alvaro Pereira.
Bergeser di sektor tengah ada gelandang asal Kolombia, Fredy Guarin yang menjadi penyeimbang antara menyerang dan bertahan. Otak permainan ada di diri pemain Portugal, Joao Moutinho serta James Rodriguez.
Duet keduanya membuat aliran bola ke lini depan memudahkan bagi duet Radamel Falcao dan Hulk menjadi mesin gol untuk FC Porto baik di Liga NOS Portugal, Taca de Portugal, ataupun Liga Europa.
Hulk menjadi top skor Porto di Liga NOS Portugal dengan torehan 23 gol sementara Falcao menjadi top skor si Naga di semua kompetisi musim itu dengan catatan 39 gol.
Perjalanan menuju treble Winners
Di awal musim 2010-11, Porto sudah digadang-gadang media lokal tidak akan menemui hambatan berarti untuk meraih gelar juara ke-25. Materi pemain jadi alasan utama, ditambah dua tim pesaing terkuat, Benfica dan Sporting Lisbon tidak mendatangkan pemain bintang.
Benar saja selama satu musim perjalanan Liga NOS Portugal, Porto mencatatkan the invincible alias satu musim tanpa kalah. Dari 30 pertandingan di musim 2010-11, Porto mencatatkan 27 kemenangan dan tiga hasil imbang.
Vitoria de Guimaraes jadi tim pertama yang mampu meraih poin saat bertemu Porto pada 4 Oktober 2010. Lalu pada 27 November 2010, Sporting menahan Falcao dkk. Di pekan ke-29, melawan Pacos de Ferreira di Estádio do Dragão mereka juga meraih hasil imbang 3-3.
Beralih ke Piala Liga Portugal atau Taca de Portugal, Villas Boas mampu melewati rekor Mourinho di 2004 yang hanya meraih gelar runner up. Jumpa Sporting di partai final, Porto meraih gelar juara setelah menang adu penalti.
Sedangkan di kompetisi Eropa, Porto yang kalah oleh Genk di babak play off Liga Champions harus pasrah bermain di Liga Europa. Di babak penyisihan grup, Falcao dkk satu grup dengan tim-tim kuda hitam seperti Besiktas, Rapid Viena, dan CSKA Sofia.
Lagi-lagi Porto mampu catatkan rekor tanpa kalah di babak penyisihan grup. Di babak 32 besar, banyak orang meprediksi langkah si Naga akan terhenti. Maklum saja, mereka harus bertemu Sevilla, penguasa Liga Europa.
Namun mereka mampu membalikkan prediksi di atas kertas. Menang 2-1 di leg pertama, Porto yang kalah 0-1 di leg kedua lolos ke babak 16 besar. Di babak ini mereka mulus melewati wakil Rusia, CSKA Moskow.
Wakil Rusia kembali harus mereka hadapi saat babak perempat final. Melawan Spartak Moskow, Porto menang agregat 10-3. Kemenangan ini membuat Porto layak digadang jadi juara.
Benar saja, kalahkan Villarreal di babak semifinal. Langkah Porto mulus saat jumpa tim Portugal lainnya di babak final, Braga. Bermain di Dublin, Porto meraih gelar juara Liga Europa untuk kali kedua lewat gol semata wayang Radamel Falcao.