DBasia.news – Permainan bertahan total yang diterapkan Atletico Madrid pada leg pertama perempat final Liga Champions 2021-2022 kembali menuai kritik. Kali ini performa Los Rojiblancos dibandingkan dengan tayangan-tayangan di saluran Netflix.
Atletico memang seperti tampil dengan skema 5-5-0 saat bertandang ke markas Manchester City di Etihad Stadium, tengah pekan lalu. Joao Felix dan Antoine Griezmann yang dipasang sebagai penyerang lebih sibuk membantu pertahanan ketimbang berada di kotak penalti lawan.
Strategi itu nyatanya tetap membuat Atletico takluk dengan skor 0-1. Gol Kevin De Bruyne pada menit ke-70 menghancurkan pertahanan berlapis tim asuhan Diego Simeone.
Menariknya, Atletico tak coba keluar menyerang usai tertinggal. Wakil Spanyol itu tetap tak mampu mencatatkan satu pun tembakan hingga wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir.
Apa yang ditunjukkan Atletico menuai banyak kritik. Marco van Basten menjadi sosok terbaru yang melakukannya.
“Apa yang dilakukan Atletico Madrid adalah legal dan diperbolehkan. Namun saya terkejut bahwa ada tim dengan 10 pemain di belakang bola selama 90 menit penuh yang hanya berusaha menghindari kebobolan gol,” kata Van Basten kepada Ziggo Sport.
“Organisasi sepak bola seperti FIFA harus mulai memikirkan cara membuat permainan ini lebih menyenangkan. Dengan gaya sepak bola seperti itu, tidak ada kenikmatan.”
Sindiran Van Basten tak berhenti sampai di sana. Ia dengan tegas menilai permainan yang ditunjukkan Atletico tidak layak untuk ditonton.
“Akan lebih masuk akal bagi seseorang untuk mengganti saluran TV dan pergi menonton Netflix pada waktu itu (laga Man City kontra Atletico,” tambahnya.
Atletico akan gantian menjamu Manchester City pada leg kedua, Kamis (14/4) dini hari WIB. Menarik melihat taktik yang akan digunakan Simeone untuk mengejar defisit gol tim asuhannya.