Momen Ketika Teman Satu Tim Ribut dalam Pertandingan

DBasia.news – Berseteru dengan lawan pada momen panas pertandingan jadi hal yang lumrah terjadi. Tapi bagaimana jika itu melibatkan rekan sesama satu tim, tentu unik jadinya.

Namun nyatanya hal itu pernah terjadi. Bahkan tak jarang dilakukan dalam sebuah pertandingan di kompetisi elit.

Tensi pertandingan biasanya membuat pemain tertekan. Hal ini membuat emosi mereka mudah tersulut.

Pemain yang bertempramen biasanya sulit mengontrol diri. Di saat seperti inilah perseteruan dengan rekan setim sangat mungkin terjadi yang bisa berujung perkelahian.

Berikut ini lima kasus perseteruan yang melibatkan rekan setim dalam sebuah pertandingan:

1. Emmanuel Adebayor dan Nicklas Bendtner (Arsenal 2008)

Adebayor dan Bendtner sama-sama dikenal sebagai pembuat onar semasa bermain di Arsenal. Keduanya terlibat perseteruan ketika The Gunners takluk 1-5 dari Tottenham Hotspurs di ajang Piala Liga 2008.

Momen tersebut terjadi saat Arsenal sudah tertinggal 4-1 dan sedang mendapat tendangan penjuru. Tiba-tiba kedua pemain ini terlibat adu argumen dengan jarak sangat dekat.

Beruntung keduanya bisa ditenangkan sebelum adu jotos. Bendtner mengaku kepalanya sempat disundul oleh Adebayor.

Kabarnya perseteruan itu merupakan akumulasi dari kekesalan Adebayor kepada Bendtner yang usianya lebih muda. Penyerang berkebangsaan Togo itu merasa juniornya tidak menunjukkan kurang menunjukkan sikap hormat kepada pemain yang lebih senior.

2. Franck Ribery dan Arjen Robben (Bayern Munchen 2012)

Franck Ribery dan Arjen Robben juga sempat terlibat perseteruan di lapangan. Hal itu terjadi saat Bayern Munchen menghadapi Real Madrid pada leg pertama semifinal Liga Champions 2011-2012.

Kejadian ini diawali oleh perdebatan tentang siapa yang akan menjadi eksekutor tendangan bebas bagi Bayern di akhir babak pertama. Robben meminta Ribery membiarkan Toni Kroos mengeksekusinya.

Perdebatan itu berlanjut usai peluit babak pertama berakhir. Robben dan Ribery saling adu pukul ketika berjalan menuju ruang ganti sebelum akhirnya dipisahkan para pemain Munchen lain.

Ribery dikabarkan memukul wajah Robben hingga membuat wajah winger berkebangsaan Belanda itu memar. Ia kemudian meminta maaf dan dijatuhi hukuman denda.

Menariknya, kedua pemain seperti tak memiliki masalah saat melakoni babak kedua. Munchen berhasil menutup laga dengan kemenangan 2-1.

3. Mario Balotelli dan Aleksandar Kolarov (Manchester City 2012)Mario Balotelli dan Aleksandar Kolarov juga pernah terlibat perseteruan karena berebut menjadi eksekutor tendangan bebas. Momen tersebut terjadi saat menghadapi Sunderland di ajang Premier League 2011-2012.

Manchester City tengah tertinggal 1-3 dari Sunderland saat hadiah tendangan bebas itu diberikan. Keduanya yakin bisa mengeksekusinya dengan baik demi memperkecil ketertinggalan.

Kedua pemain yang dikenal tempramen itu bisa saja saling adu pukul karena hal tersebut. Beruntung Vincent Kompany selaku kapten langsung datang mendamaikan keduanya sehingga perseteruan mereka berakhir.

4. Benoit Assou-Ekkoto dan Benjamin Moukandjo (Timnas Kamerun 2014)

Perseteruan antara rekan setim juga terjadi di ajang Piala Dunia 2014. Dua pemain Kamerun yaitu Benoit Assou-Ekkoto dan Benjamin Moukandjo menjadi pelakunya.

Keduanya tertangkap kamera saling adu kepala saat Kamerun berhadapan dengan Kroasia di fase grup. Assou-Ekkoto dan Moukandjo nampak frustrasi dan tak bisa mengontrol emosinya setelah kalah 0-4 dalam pertandingan tersebut.

5. Kieron Dyer & Lee Bowyer (Newcaste United 2005)

Kieron Dyer dan Lee Bowyer bisa dibilang menjadi aktor perseteruan antara rekan setim paling diingat. Keduanya melakukan hal tersebut saat membela Newcastle United pada 2005 silam.

Perseteruan keduanya terjadi saat Newcastle menjamu Aston Villa dalam lanjutan Premier League. Tak sekedar adu argumen, Bowyer dan Dyer saling adu pukul di lapangan.

Ironisnya momen tersebut terjadi ketika permainan sedang berjalan. Tak ayal, keduanya langsung diganjar kartu merah oleh wasit.

Beberapa waktu kemudian, Dyer mengakui bahwa perkelahian ini disebabkan oleh dirinya sendiri. Ia mengejek Bowyer dan enggan mengoper bola kepadanya.

Namun Dyer dan Bowyer sudah melupakan insiden tersebut. Hubungan keduanya kini sudah jauh lebih baik.