DBasia.news – Peralihan era tengah terjadi di Arsenal. Tidak ada lagi nama Arsene Wenger yang sudah melatih The Gunners selama 22 tahun sebelum akhirnya memutuskan mengakhiri dedikasinya pada akhir musim lalu. Selama melatih Arsenal dari tahun 1996, kontribusi Wenger sangatlah besar.
Tidak sekedar melatih, Wenger juga meningkatkan finansial klub asal London Utara melalui kebijakan transfer yang teratur dan manajemen yang tepat, hingga akhirnya Arsenal mampu membangun Emirates Stadium – stadion yang menggantikan Highbury. Kejelian dan kecerdasan Wenger mengatur segalanya itulah yang membuatnya diberi julukan The Professor.
Dari segi teknik, Wenger menanamkan identitas permainan ofensif di Arsenal yang merevolusi sepak bola Inggris ketika dia datang dari Nagoya Grampus Eight di tahun 1996. Dia juga membentuk pondasi dengan tradisi pengembangan pemain muda yang ditempa untuk jadi bintang di masa depan.
Segala kontribusinya itu tidak akan pernah dilupakan. Wenger merupakan bagian dalam sejarah besar Arsenal dan dikenang sebagai manajer terbaik mereka. Namun, semua hal bagus pastilah ada akhirnya. Kemunduran Arsenal yang dialami dua musim terakhir dengan kegagalan mereka lolos Kualifikasi Liga Champions, memaksa Wenger untuk mundur dari jabatannya musim lalu, meski kontraknya masih tersisa semusim lagi.
Publik hanya tahu jika Wenger mengundurkan diri. Tetapi faktanya tidak demikian. Menurut mantan anak asuhnya yang juga pernah diorbitkan Wenger di Arsenal, Jack Wilshere, Wenger pergi karena dipecat oleh petinggi klub. Pemecatannya itu mengejutkan para pemain Arsenal. Selain membahas fakta soal kepergian Wenger, Wilshere juga menjelaskan alasan pergi dari klub yang sudah dibelanya sejak tahun 2001 (sejak level akademi).
Jack Wilshere
Saya berada di tahun terakhir dalam kontrak saya dan saya berbicara dengan manajer (Arsenal) kala itu, Arsene Wenger, dan dia berkata bahwa mereka (petinggi Arsenal) tidak akan menawarkan kepada saya kontrak baru dan saya bisa pergi. Saat itu saya sedang cedera dan di masa sulit, karena saya tidak bugar dan bermain, tidak banyak tim yang menginginkan saya dalam kondisi cedera,” Wilshere bercerita.
“Jadi, saya memutuskan untuk bertahan dan saya kembali ke tim, lalu mereka akhirnya menawarkan kepada saya kontrak baru pada Januari dan saya siap menandatanganinya, dan kemudian Arsene dipecat. Cukup aneh saat itu, semuanya terkejut dan Per Mertesacker, kapten tim, hanya sedikit berbicara dan saya pikir semuanya terkejut,” ungkapnya, diberitakan Express.
“Benar-benar aneh saat itu. Tidak ada satupun yang menduganya, tapi itu mengubah segalanya dan saya ingin menanti (momen) untuk berbicara dengan manajer baru, dan saya telah melakukannya. Dia (Unai Emery) brilian dan jujur kepada saya. Dia berkata Anda (Wilshere) bisa bertahan, tapi tidak akan dalam starting eleven. Jadi, saya pikir ini waktu yang tepat untuk pindah.”
Kaitkan pengakuan dari Wilshere itu dengan komentar yang diucapkan Wenger pasca dia pergi dari Arsenal. Pria asal Prancis mengaku menyesal telah melatih Arsenal selama 22 tahun.
Arsene Wenger
“Mungkin bertahan di satu klub selama 22 tahun,” jawab Wenger menanggapi pertanyaan hal soal kesalahan terbesar yang pernah dilakukannya. “Saya seseorang yang suka berpindah, tapi juga menyukai sebuah tantangan. Saya telah menjadi tahanan dalam tantangan yang saya buat sendiri. Saya menyesal mengorbankan segalanya karena saya menyadari saya melukai banyak orang di sekitar saya. Saya mengecewakan banyak orang.”
Pemecatan atau tidak, mundurnya Wenger mungkin menjadi hal yang bagus bagi Arsenal untuk membuka lembaran baru. Momennya sudah tepat karena Meriam London tidak pernah lagi bersaing merebutkan titel Premier League yang terakhir diraih tahun 2004, plus, permainan mereka cenderung mudah dibaca lawan dalam beberapa musim terakhir.