DBasia.news – FIFA dan Kepolisian Republik Indonesia akan menjadi bala bantuan PSSI untuk membenahi carut marut yang terjadi di Indonesia soal maraknya isu pengaturan skor dan suap, yang belakangan semakin ramai dibahas jelas berakhirnya tahun 2018.
Dampak dari terbuktinya kasus pengaturan skor atau match fixing di Liga Indonesia, dua pengurus teras PSSI ditangkap kepolisian. Johar Lin Eng selaku anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI dan Dwi Irianto yang berstatus anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjadi sasaran operasi penangkapan Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola dalam dua hari belakangan. Keduanya pun telah dijebloskan ke balik jeruji besi.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria memastikan proses peradilan untuk keduanya tidak akan berhenti di ranah hukum kepolisian. Nasib Johar dan Dwi di PSSI bakal ditentukan dalam sidang yang akan digelar Komdis.
Dwi Irianto
“Proses di Komdis pastinya akan terus berlanjut. Hal itu sudah ada proses serta tugas, pokok, dan fungsinya di organisasi PSSI. Namanya Badan Yudisial Komdis, di situ dulu, jadi penegakan regulasi dan seluruhnya ada di Komdis,” ujar Tisha kepada wartawan seusai menjalani pemeriksaan Satgas Anti Mafia Bola Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dit Tipikor) Bareskrim Polri di Gedung Ombudsman, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (28/12).
PSSI, kata Tisha, tidak punya wewenang untuk memecat Johar dan Dwi sekalipun keduanya telah dijadikan tersangka dalam kasus pengaturan skor. Peran keduanya di PSSI akan diperkarakan dalam sidang Komdis sesuai aturan yang berlaku.
“Itu yang kita hormati bersama, ada prosenya itu. Untuk ke depannya area pembenahan organisasi dan sebagainya tadi saya sudah jelaskan di awal Januari (2019) sebelum kongres (tahunan PSSI) kami akan ada rapat dengan Kepolisian RI, dan juga mengundang FIFA untuk membahas lebih lanjut apa itu nanti tugas, pokok, dan fungsinya,” kata Tisha.
“Dari situ rekomendasi akan keluar berupa strategi-strategi dan akan dilanjutkan dengan program kerja,” tutur Tisha mengakhiri.