DBAsia News

Menpora Malaysia Minta Maaf soal Pengeroyokan Suporter Timnas

DBasia.news –  Menteri Sukan dan Belia atau Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq, meminta maaf atas kesalahan anggapannya terkait pengeroyokan Warga Negara Indonesia (WNI, yang diduga suporter Timnas Indonesia.

WNI tersebut diduga suporter Timnas Indonesia yang dikeroyok. Permintaan maaf Syed Saddiq dilakukannya melalui akun Twitter resminya, @SyedSaddiq.

“Saya dengan penuh rasa rendah diri mohon maaf oleh rekan-rekan serumpun di Indonesia, saya mohon maaf karena tragedi yang berlaku pada beberapa hari lepas, kami telah mendapat pengesahan bahwa case (peristiwa) pemukulan dan tragedi itu tidak berlaku di Bukit Jalil atau semasa perlawanan (pertandingan) bola sepak,” tulis Saddiq.

“Kasus ini melibatkan satu warga negara Indonesia. Kami memohon korban yang dipukul bisa tampil untuk membantu penyelesaian kasus ini. Kami memastikan keadilan berlaku baik untuk warga Malaysia dan Indonesia. Ini adalah tanggung jawab kami bersama,” lanjutnya.

Sebelumnya, sempat viral video pengeroyokan WNI yang diduga suporter Timnas Indonesia oleh sekelompok warga Malaysia. Pegeroyokan ini benar terjadi di Kuala Lumpur, sehari sebelum pertandingan Timnas Indonesia menghadapi Malaysia.

Hal ini dibenarkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia. KBRI membenarkan hal tersebut melalui statment Kepala Satgas Perlindungan WNI KBRI untuk Malaysia, Yusron B Ambary.

Sang korban meminta bantuan KBRI untuk mengusut tuntas kasus ini, serta meminta perlindungan dan penerbitan surat seperti laksana paspor. Pasalnya, paspor WNI tersebut dirampas.

Setelah itu, ada suporter Timnas Indonesia yang merupakan WNI dapat perlakuan tindak kriminal penusukan oleh oknum warga Malaysia. Beruntung, WNI tersebut mampu menangkis aksi penusukan dengan tangan.

Kejadian ini terjadi usai laga Timnas Indonesia melawan Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Selasa (19/11). Kejadian ini berlangsung dekat Stadion Bukit Jalil. Sebelum kejadian ini, memang suporter Malaysia melemparkan flare dan botol minuman ke pendukung Skuat Garuda.

Seluruh kejadian ini dibenarkan KBRI untuk Malaysia melalui Kepala Satgas Perlindungan WNI KBRI untuk Malaysia, Yusron B Ambary. Namun, KBRI berkoordinasi dengan Polis Diraja Malaysia (PDRM) masih mengusut tuntas seluruh kejadian ini.

Namun, Menpora Malaysia Syed Saddiq justru memberikan keterangan agar para korban melaporkan ke PDRM soal kejadian ini. Syed Saddiq menggiring framing agar tidak percaya begitu saja dengan berita ini, dan menganggap Hoaks, dengan mencantumkan berita dari salah satu situs media olahraga Tanah Air.

Atas pernyataan ini, Kemenpora merasa geram dengan tindakan Syed Saddiq. Kemenpora melalui Sekretaris Menpora, Gatot S Dewa Broto meminta Syed Saddiq untuk meminta maaf.

Tak hanya sampai di situ, PDRM juga masih menahan 3 suporter Timnas Indonesia atas dugaan terorisme. Iyan, Rifki, Andre dan Hendrik. Iyan merupakan ketua dari kelompok Suporter Indonesia Pulau Bali (SIPB). Sementara, Andre anggota SIPB dan Rifki dari Ultras Garuda.

Mereka ditangkap karena dugaan aksi terorisme saat pertandingan Timnas Indonesia melawan Malaysia. PDRM mengumpulkan bukti melalui status media sosial Andre.

Dari empat orang ini, hanya Hendrik yang mendukung langsung perjuangan Timnas Indonesia. Sementara Andre ditangkap PDRM terkait statusnya di media sosial, dengan dugaan terorisme. Iyan dan Rifki yang berusaha menjelaskan status Andre malah ikut ditangkap PDRM. Itu pernyataan dari istri Iyan, Diah.

“Mereka ditangkap saat di luar stadion, belum sempat nonton. Bang Iyan sempat kasih kabar ke saya kalau ditangkap polisi. Tapi statusnya jadi saksi Andre soal statusnya di media sosial,” terang istri Iyan, Diah, Jumat (22/11) siang.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?