Mengenal Bek Muda Mahal Milik PSG

Thilo Kehrer

DBasia.news – Knappenschmiede, akademi Schalke 04 yang tidak kalah populer dari La Masia atau akademi Southampton di Eropa kerap mengorbitkan pesepakbola muda dengan talenta besar. Manuel Neuer, Mesut Ozil, Leroy Sane, Max Meyer, Leon Goretzka, merupakan beberapa nama produk Knappenschmiede yang terkenal di Eropa. Itu baru beberapa nama saja.

Pun demikian bek berusia 21 tahun, Thilo Kehrer, yang baru ini dikontrak oleh Paris Saint-Germain (PSG) dari Schalke sebesar 37 juta euro. Kehrer menempati urutan teratas bek termahal dalam sejarah transfer Bundesliga selain Jannik Vestergaard, Medhi Benatia, Abdou Diallo, Mats Hummels. Publik menerka-nerka, siapa sesungguhnya Kehrer?

Peraih Titel Bundesliga U-19 dan Juara Euro U-21

 

Thilo Kehrer


Berdarah Burundi-Jerman, Kehler memilih untuk mewakili negara ayahnya, Jerman. Kehrer tiba dari akademi Stuttgart ke Schalke pada 2012 dan langsung menembus tim utama U-19 Schalke. Dia membawa klub Gelsenkirchen itu menjuarai Bundesliga 2014/15 dan memberikan assist untuk kemenangan 3-1 atas Hoffenheim di final.

Kala itu Kehrer sudah menjadi kapten dan berada di tim yang sama dengan pemain yang bermain di Manchester City, Leroy Sane. Pada musim panas 2015, Kehrer naik level ke tim utama Schalke dan mulai mendapat tempat bermain saat menggantikan Benedikt Howedes dan Naldo, dua bek utama yang cedera hingga absen bermain.

Nama pemain kelahiran Tubingen, 21 September 1996 mulai terangkat ketika dia bermain di Revierderby antara Schalke dengan Borussia Dortmund di tahun 2017. Tidak tanggung-tanggung, Kehrer menyelamatkan timnya dari kekalahan dengan gol penyama kedudukan 1-1 yang membalas gol Pierre-Emerick Aubameyang. Sejak saat itu, popularitasnya terangkat. Pemandu bakat juga mulai mengamatinya. Masih di tahun yang sama, karier Kehrer semakin meroket dengan kesuksesannya dengan timnas Jerman menjuarai Euro U-21 di bawah asuhan Stefan Kuntz. Kedatangan Domenico Tedesco di Schalke semakin mengembangkan karier Kehrer musim lalu.

Tedesco yang tidak takut berekperimen dalam taktik yang diterapkannya, mengandalkan banyak pemain muda dalam inovasi bermain yang diterapkannya di Jerman. Tedesco bukan pelatih berpengalaman. Di Jerman, ada istilah tertentu untuk mengategorikannya, yakni pelatih laptop – minim pengalaman, namun punya wawasan sepak bola yang luas.

Alumni akademi pelatih terkenal di Jerman, Hennes Weisweiler itu sukses memaksimalkan talenta pemuda seperti Amine Harit, Meyer, Goretzka, Nabil Bentaleb, Weston McKennie, dan membawa Schalke finish di urutan dua Bundesliga.

Kehrer bermain 27 kali di Bundesliga dan namanya semakin tenar di Eropa. Eric Abidal yang dahulu berposisi sebagai bek, tahu persis bagaimana kategori bek yang bagus atau tidak, dan dia melontarkan pujian (sekaligus pengakuan) kepada Kehrer.

Puncaknya, Kehrer dibeli PSG di musim panas ini, ketika PSG sedianya dirumorkan mendatangkan bek Jerman yang lebih kaya pengalaman dari Bayern Munchen, Jerome Boateng. Jika PSG sudah memilihnya sebagai prioritas ketimbang Boateng, pastilah Kehrer bukan sembarang pemain.

Pemain Multi-fungsi

 

Thilo Kehrer


Norbert Elgert merupakan sosok yang paling berjasa dalam kemunculkan talenta-talenta muda dari akademi Schalke. Dia guru akademi sepak bola Schalke yang sudah pernah melihat dan mengembangkan talenta dari Ozil, Neuer, Julian Draxler, dan kini melihatnya dalam diri Kehrer.

Satu kekuatan terbesar dari kehrer, yang membuat senang seluruh pelatih di dunia, adalah kemampuannya bermain di banyak posisi. Bek tengah, bek sayap, gelandang bertahan, atau bahkan sebagai penyerang sayap. Berkat kecepatan yang dimilikinya, Kehrer bisa bermain di banyak posisi.

Melihat bobot tubuhnya, Kehrer memang seperti tidak punya kekuatan fisik yang bagus. Tapi, dia mampu menutupinya dengan kecepatan dan kejelian kala melakukan tekel, plus, Kehrer memiliki kedewasaan bermain dengan ‘kepala dingin’ meski usianya baru berumur 21 tahun.

Segala profil yang dimilikinya itu ideal dalam kategori pemain yang dicari Thomas Tuchel, pelatih PSG asal Jerman yang pernah melatih Dortmund. Kehrer bisa ditempatkan di berbagai posisi, masih muda, bertalenta, dan tentunya, menjadi investasi jangka panjang PSG. Persis seperti kala mereka merekrut Marquinhos dari Roma di masa lalu.

Melihat cara PSG membeli pemain di bursa transfer, seiring kedatangan Kehrer, mereka tampaknya telah mengubah kebijakan merekrut pemain. Sudah cukup puas dengan rekor transfer dunia, Neymar, dan merekrut bintang-bintang lain sebelumnya, PSG kini lebih memilih membangun skuat untuk masa depan dengan mengoleksi pemuda-pemuda bertalenta.

Kehrer, Marquinhos, Giovani Lo Celso, Presnel Kimpembe, Alphonse Areola, Kylian Mbappe, Yacine Adli, merupakan beberapa nama muda yang diprediksi akan menjadi bintang (Mbappe telah menjadi bintang) di masa depan.