Max Allegri Bahas Filosofi Sepak Bola Pep Guardiola

DBasia.news –  Mantan pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, membahas taktik tiki-taka Pep Guardiola di Manchester City.

Menurut Allegri, filosofi tiki-taka Guardiola yang mencuat saat bersama Barcelona bukan untuk semua orang. Allegri malah mengaku senang dengan “kebangkitan” seni permainan serangan balik di beberapa waktu belakagan.

Antara 2008 hingga 2012, Guardiola berhasil membangun salah satu tim terbaik di dunia. Pasukan terbaik yang memiliki pemain macam Lionel Messi, Andres Iniesta, dan Xavi Hernandez. Semua pihak memuji permainan Barcelona yang dinilai sebagai sepak bola menyerang yang atraktif.

Dengan filosofi tersebut Barcelona berjaya dengan meraih 14 trofi utama, termasuk tiga LaLiga dan dua Liga Champions. Sontak, tiki-taka naik daun dan banyak yang mengatakan inilah sepak bola yang “benar”.

Sukses serupa berlanjut ketika Guardiola hijrah ke Bayern Munchen. Saat bersama Man City pun Guardiola mampu menjadikan tetangga Man United mendominasi Premier League, hingga musim ini.

Ya, musim ini langkah Man City tidak seperkasa sebelumnya. Mereka saat ini, pekan ke-15, tertinggal 11 poin dari pemuncak Premier League Liverpool.

Jika saat City dominan, Guardiola dipuji karena mampu menerapkan filosofinya di Inggris, kini giliran manajer Liverpool Jurgen Klopp yang dipuji karena permainan direct dan mengalir. Pendekatan permainan menekan dan cair itu kini mulai banyak diadopsi klub-klub di Eropa.

Barcelona sendiri saat ini mulai meninggalkan metode permainan yang mendewakan penguasaan bola. Kini mulai banyak klub yang menitikberatkan bagaimana mencetak gol secepatnya.

Hal inilah yang menjadi dasar pendapat dari Allegri. Pelatih yang membawa Juventus lima scudetti beruntun menilai sepak bola sudah meninggalkan model permainan Guardiola. Allegri bahkan menyambut gembira peralihan ini.

“Saya senang melihat kembalinya permainan serangan balik yang hebat,” ujar Allegri kepada Corriere della Sera.

“Kita sudah salah mengikuti Guardiola selama 20 tahun. Sepak bola Guardiola tidak untuk semua. Anda harus punya Iniesta, Xavi, dan Messi.”

“Saat berkeliling, saya melihat anak-anak bermain sepak bola, klub amatir. Saya berbicara dengan para pelatih dan yang saya dengar sangatlah menakutkan,” papar Allegri.

“Mereka bicara seperti buku, seperti televisi. Jika filosofi itu bagus, kenapa tidak memakainya? Masalahnya adalah hasil akhir. Itulah realitasnya.”