DBasia.news – Arsenal menang 2-0 melawan Chelsea di Derby London yang berlangsung di Emirates Stadium pekan 23 Premier League, Minggu (20/1) dini hari WIB. Kekalahan itu memicu amarah manajer Chelsea, Maurizio Sarri.
Dengan raut wajah kesal, Sarri memasuki ruang konferensi pers dan meminta pendamping untuk menerjemahkan ucapannya yang akan disampaikan dalam bahasa Italia. Pesannya jelas: agar semua orang memahami dengan baik ucapannya.
“Saya harus katakan bahwa saya sangat marah karena kekalahan ini sepenuhnya terjadi karena mentalitas. Mereka (Arsenal) jauh lebih bersemangat daripada kami dan saya tak bisa menerimanya. Ini sama seperti saat melawan Spurs – saya telah berbicara kepada para pemain dan saya pikir masalah telah selesai,” tutur Sarri di Goal.
“Saya ingin berbicara tentang taktik, tapi sepertinya skuat ini sangat sulit untuk dimotivasi. Saya pikir ketika Anda melihat laga seperti ini, saat lawan lebih bersemangat, maka Anda tak bisa berbicara soal taktik. Level determinasi mereka jauh lebih baik dari kami di sepanjang laga.”
Sarri melihat penampilan Cesar Azpilicueta dkk tidak memperlihatkan hasrat besar meraih kemenangan kontra Arsenal. Monoton, tidak bergairah, dan serangan mereka sangat mudah dikandaskan pertahanan Arsenal.
Tidak lagi bermain ‘aman’ karena masih beradaptasi dengan skuat baru dan kultur sepak bola Inggris, tindakan Sarri ketika mengkritisi pemainnya di depan publik itu bisa diartikan sebagai indikasi untuk ‘berperang’. Sarri sudah tidak tahan dengan lemahnya mentalitas Chelsea.
Di mata pemerhati sepak bola Inggris, Rio Ferdinand, apa yang dilakukan Sarri merupakan pertaruhan besar. Artinya, pemain bisa termotivasi untuk kemudian bangkit atau balik memberontak sehingga malas-malasan bermain (berharap Sarri dipecat).
“Ini (kritikan pemain Chelsea di depan publik) pertaruhan besar dari sudut pandangnya. Dia menantikan respon dan memang benar begitu. Melakukannya di depan publik, di sesi konferensi pers dapat dipertanyakan,” tutur Ferdinand, diberitakan Football.London.
“Para pemain dalam skuat sekarang ini sudah dilatih oleh beberapa manajer dan manajer-manajer itu telah pergi,” lanjutnya.
Ditambahkan oleh Jermaine Jenas, mantan pemain yang kini juga menjadi pemerhati sepak bola Inggris, ia heran dengan keputusan Sarri mengkritisi pemain Chelsea di depan awak media. Menurutnya, ada indikasi Sarri arogan dan hanya mementingkan dirinya sendiri.
“Saya tidak mengerti hal itu terjadi di depan publik. Jika dia (Sarri) memberitahu saya bahwa saya bermain buruk dan tidak tampil bagus, tidak masalah, saya menerimanya dan akan berintropeksi diri. Tapi di publik saya tidak mengerti,” tambah Jenas.
“Ini pertaruhan besar. Dia melindungi dirinya sendiri, itu salah satu bagian yang tidak saya sukai. Anda berkata, Anda, Anda, Anda. Di mana sisi kolektif tim? Anda kalah dan menang bersama. Jadi, apapun yang dikatakannya, dia seharusnya juga memikirkan dirinya juga,” pungkasnya.