Mario Gomez Sebut PSSI Diisi Orang-orang Tak Bersih

Mario Gomez

DBasia.news – Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez, angkat bicara soal hadirnya pemain dan manajemen yang terkena sanksi Komisi Disiplin PSSI, untuk menghadiri siding Komisi Banding PSSI.

Ia anggap pertemuan tersebut hanya buang-buang waktu. Terbukti, hingga saat ini hasil banding sanksi tak kunjung keluar.

Padahal dikatakan Mario Gomez, 9 poin sanksi yang dikeluarkan Komisi Disiplin PSSI terhadap Persib sudah dikeluarkan secara resmi pada 1 Oktober lalu.

“Senin kemarin, Bojan (Malisic), Ezechiel (N’Douassel) dan asisten saya (Fernando Soler) menghadiri undangan federasi yang saya kira hanya lelucon. Kenapa lelucon? Karena mereka dipanggil agar tetap tidak bisa bermain dan menghabiskan waktu,” ungkap Mario Gomez di Makassar, Selasa (23/10).

Mario Gomez mempertanyakan waktu pemanggilan yang dilakukan Komisi Banding PSSI itu. Sebab, secara otomatis Persib sudah menjalani sanksi dengan bermain di luar Pulau Jawa dan tanpa dihadiri penonton, serta tanpa Jonathan Bauman, Bojan Malisic dan Ezechiel N’Douassel. Karena pemanggilan yang dilakukan Komisi Banding PSSI terjadi setelah Persib melewati tiga pertandingan melawan Madura United, Persipura Jayapura, dan Persebaya Surabaya.

“Setelah satu bulan, kami baru dipanggil. Ini lelucon, ini tidak benar dan tidak ada yang benar. Ini bukan soal saya atau Persib, tetapi masalah besar semua tim. Jika seperti ini, maka sepak bola Indonesia tidak akan maju,” katanya.

 

Mario Gomez


Pelatih asal Argentina ini beranggapan PSSI tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Terbukti, federasi sepak bola Tanah Air itu tidak bisa mempertahankan Luis Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia.

“Indonesia kehilangan Milla. Kami pernah bekerja sama di Malaysia dan dia orang baik. Pemain yang sangat bagus dan pelatih kepala yang sangat bagus. Tetapi dia tidak bisa bekerja di sini, dia tidak bisa bekerja dengan PSSI. PSSI bersih, tetapi orang-orangnya tidak bersih,” tuturnya.

Tak hanya PSSI, pelatih berusia 61 tahun ini cukup menyesalkan sikap manajemen Persib yang terlihat acuh dengan permasalahan yang dialami timnya.

“Kami sendirian. Hanya staf, pemain dan suporter. Kami di Jakarta sendirian. Kemarin mereka bertemu manajemen (Persib) di Jakarta, tapi tidak mengucapkan halo dan tidak mengajak minum kopi sama pemain,” katanya.

Kondisi ini yang membuat Mario Gomez semakin yakin akan meninggalkan Persib pada akhir musim 2018, meski sudah sangat mencintai Maung Bandung.

“Demi pemain, demi suporter saya mau bertahan di Persib sampai 10 tahun kedepan. Tetapi, situasi ini tidak berubah, tidak berkembang. Ketika berpindah ke suatu tempat, saya ingin terus berkembang. Bukan soal uang, saya ingin tumbuh,” tegasnya.

Maka di akhir musim nanti, Mario bertekad untuk menjadikan Persib juara di Liga 1 2018. “Saya ingin juara, saya ingin nanti Desember semua Bandung jadi biru. Ini bukan soal uang, ini soal kebanggaan, kita butuh bintang lagi, dan kita ingin buat sejarah. Saya fight untuk jadi juara. Sure. Untuk pemain dan untuk pendukung,” tandasnya.