DBAsia News

Mantan Pemain Juventus Jelaskan Kondisi Si Nyonya Tua

DBasia.news – Musim debut di periode kedua Massimiliano Allegri melatih Juventus tak berjalan baik. Il Bianconeri belum meraih trofi di musim 2021-2022. Inkonsistensi memperlihatkan penurunan performa dari Juventus dan turut membuat legenda Mauto Camoranesi menjelaskan kondisi si Nyonya Tua.

Mantan pemain Juventus medio 2002-2010, Mauro Camoranesi, membahas kondisi Juventus saat ini. Penurunan performa Juventus terjadi karena pergantian pelatih dari Maurizio Sarri, Andrea Pirlo, dan kini dengan Allegri.

Menurut Camoranesi, yang saat ini menekuni karier kepelatihan, ketika Juventus memenangi Scudetto dengan Sarri hal itu terjadi karena tim-tim rival, seperti AC Milan dan Inter Milan, kesulitan tampil konsisten atau kerapkali bermain buruk.

“Dalam empat tahun terakhir, tujuan tertentu telah berubah, mereka memiliki tiga pelatih dalam tiga musim, dengan ide yang sangat berbeda dan pemain dengan karakteristik yang sangat berbeda,” kata Camoranesi seperti dilansir dari Football-Italia.

“Sepertinya ada proyek setidaknya beberapa tahun yang lalu, kemudian Maurizio Sarri didatangkan dengan pemain yang tidak cocok dengan idenya. Dia memenangkan Scudetto, tetapi itu hanya karena semua tim lain kesulitan tampil bagus.”

“Seorang pelatih hanya bisa melakukan tugasnya. Anda butuh pemain-pemain bagus, Allegri benar ketika dia mengatakannya,” tambah pemain berdarah Argentina berpaspor Italia tersebut.

Selain menganalisis kondisi terkini Juventus, Camoranesi juga berbicara mengenai transfer Juventus. Dia berharap Danilo dan Juan Cuadrado bertahan, sementara Matthijs de Ligt yang dibidik sejumlah klub Eropa, dinilai Camoranesi cocok bermain di Premier League ketimbang Serie A.

“Cuadrado selalu menjadi (pemain) favorit saya, dia benar-benar menghidupkan nilai hiburan, dan saya sangat menyukai Danilo,” tambah Camoranesi.

“De Ligt adalah pemain luar biasa dengan masa depan yang luar biasa di depannya. Memang benar, dia membuat kesalahan, tapi bek mana yang tidak melakukannya?”

“Saya melihat dia lebih cocok di Premier League daripada Serie A, kompetisi di mana ada lebih banyak duel individu daripada di Italia,” urai juara Piala Dunia 2006 dengan timnas Italia itu.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?