DBasia.news – Mantan pemain dan pelatih Inter Milan, Sinisa Mihajlovic, memberikan saran untuk timnas Italia. Ia menyebut Italia sudah tidak perlu menggunakan taktik false nine.
Dalam sejarahnya, taktik false nine atau yang bisa juga disebut penyerang semu, pernah dipopulerkan timnas Hungaria pada awal tahun 1950-an dengan model utama yang memeraninya adalah Nandor Hidegkuti.
Di era sepak bola modern, Francesco Totti juga pernah berperan dalam taktik 4-6-0 Luciano Spalletti di AS Roma atau taktik 4-3-3 Pep Guardiola di Barcelona dan menjadikan Lionel Messi sebagai false nine.
Singkatnya, false nine mengartikan pemain yang di atas kertas berperan sebagai penyerang tengah, namun pada aplikasinya menjadi deep-lying striker yang mengalirkan bola dari lini tengah ke depan dan membuka celah bagi rekan setim. Biasanya, false nine akan lebih banyak turun mendekati garis tengah lapangan.
False nine menjadi variasi taktik seorang pelatih untuk mengelabui pertahanan lawan. Tetapi, tak bisa terus digunakan karena berpotensi mengurangi ketajaman di lini depan, karena tidak ada sosok sentral yang biasanya diperankan striker sejati.
“Seorang striker lah yang terang-terangan tugasnya mencetak gol dan menciptakan perbedaan. Italia punya Immobile, yang sudah mencetak gol selama bertahun-tahun, sementara Il Gallo (Belotti) sedikit kesulitan sekarang, tapi tetap jadi striker penting,” tutur Mihajlovic kepada Sky Sport Italia.
Timnas Italia
Selain berbicara soal taktik false nine Gli Azzurri, mantan pelatih AC Milan dan Torino itu juga meminta publik bersabar kepada Mancini untuk membangkitkan Italia. Mancini tengah merevolusi Italia pasca sejarah kelam gagal lolos Piala Dunia untuk kali pertama dalam kurun waktu 60 tahun, saat disingkirkan oleh Swedia tahun lalu di kualifikasi.
“Kita semua harus punya keyakinan kepada Mancini dan Nazionale (timnas Italia). Mancini banyak memanggil pemain muda, seperti yang pernah saya lakukan ketika melatih Serbia. Ketika Anda melakukan regenegerasi seperti ini, maka dibutuhkan kesabaran dan sedikit keberuntungan,” tambah Mihajlovic.
“Sayangnya, tidak pernah ada banyak kesabaran di Italia. Kendati demikian, dengan pemain seperti Bernardeschi, Chiesa, dan Insigne, dalam waktu dua tahun Italia akan mampu berbicara banyak di Euro 2020,” pungkasnya.