DBasia.news – Manchester City akan memainkan laga bersejarah di final Liga Champions melawan Chelsea di Estadio Do Dragao, Minggu (30/05) pukul 02.00 dini hari WIB. Pertandingan tersebut menjadi kali pertama The Citizens tampil di final Liga Champions.
Pencapaian terbaik City sebelumnya mencapai semifinal Liga Champions pada 2016 dan kala itu kalah oleh Real Madrid. Titel Liga Champions memang telah menjadi ambisi City sejak diakusisi Sheikh Mansour pada 2008.
Investasi besar-besaran dilakukan dari era Mark Hughes, Roberto Mancini, Manuel Pellegrini, hingga kini di tangan Pep Guardiola. Betapa sulitnya City mencapai final terlihat dari akhir penantian gelandang senior Fernandinho.
Delapan musim bermain di Man City, gelandang berusia 36 tahun baru pertama kali mencapai final turnamen antarklub Eropa. Sebelumnya selain semifinal dengan City adalah mencapai semifinal dengan Shakhtar Donetsk.
Kesulitan City mewujudkan ambisi titel Liga Champions juga dipengaruhi beberapa faktor, seperti ketidakberuntungan hingga DNA di Eropa. Mengenai hal terakhir berkaitan dengan stigma negatif publik soal sejarah Man City di Eropa.
Berbeda dengan tetangga Man City, Manchester United yang sudah memiliki tradisi panjang di Eropa, City tak punya tradisi kuat di sana dan baru ‘dianggap’ klub besar sejak diambilalih Sheikh Mansour.
Fernandinho tahu stigma negatif yang disematkan kepada timnya itu. Akan tapi pemain asal Brasil itu melihat City menetapkan standar tinggi di Eropa. Tak ayal Fernandinho menatap antusias final pertamanya itu.
“Masih ada stigma bahwa tim belum pernah mencapai final sebelumnya, bahwa kami adalah tim yang tidak berpengalaman dalam kompetisi ini, klub yang saya maksud – secara historis – tetapi saya pikir musim ini tim kami telah berhasil mencapainya. standar yang tinggi,” terang Fernandinho dikutip dari Goal.
“Tidak diragukan lagi ini adalah perasaan yang istimewa, karena bagi saya pribadi, telah bermain di Eropa untuk beberapa waktu sekarang, saya memiliki kesempatan untuk bermain di banyak musim Liga Champions dan saya hanya bisa mencapai semifinal dengan Manchester City, perempat final dengan Shakhtar, tapi saya belum pernah mencapai final, jadi ini sangat memuaskan.”
“Ini momen yang sangat membahagiakan, kehormatan besar, dan tidak ada keraguan bahwa itu membuat Anda semakin termotivasi, dan seperti yang kami katakan, kami selalu harus memberikan 100 persen, 100 persen dari waktu, dan saya pikir dalam permainan seperti ini, apapun yang kurang dari 200 persen tidak akan cukup untuk memenangkannya,” pungkas dia.
Fernandinho sudah jadi bagian pemain City sejak 2013. Pengemas 53 caps dan dua gol dengan timnas Brasil itu salah satu legenda City di era Mansour dengan raihan lima titel Premier League, satu Community Shield, dan enam titel Piala Liga.