DBasia.news – Louis van Gaal, mantan manajer Manchester United, mengkritisi manajemen Setan Merah yang dianggapnya tidak memiliki fokus kepada teknis sepak bola, melainkan komersil. Diakui olehnya, Sir Alex Ferguson juga memikirkan hal tersebut.
Van Gaal, yang baru-baru ini pensiun dari sepak bola, pernah menjadi manajer Man United pada medio 2014-2016. Dalam kurun waktu dua tahun di sana, Van Gaal mempersembahkan satu titel Piala FA dan membawa klub finish di urutan empat serta lima di Premier League.
Lelaki berusia 67 tahun asal Belanda dipecat setelah dinilai manajemen tidak mampu mengangkat performa tim. Jose Mourinho melanjutkan pekerjaannya di Man United – sebelum akhirnya diganti kembali dengan Ole Gunnar Solskjaer Desember lalu.
Van Gaal merupakan salah satu ‘korban eksperimen’ manajer Man United selepas era Sir Alex Ferguson berakhir tahun 2013. Dia, David Moyes, Jose Mourinho, dinilai tidak berhasil menjaga level permainan United untuk kembali ke habitatnya: bertarung merebutkan titel Premier League.
Menyoal kondisi tersebut, mantan pelatih Ajax Amsterdam, Barcelona, Bayern Munchen, dan timnas Belanda itu memberikan kritikan kepada struktur direksi Manchester Merah. Ada yang tidak benar di dalamnya.
Saat ini, kontrol sepenuhnya dipegang oleh Ed Woodward, Executive Vice-Chairman Man United. Namun menurut Van Gaal, United seharusnya punya Direktur Teknik (Olahraga) dengan latar belakang sepak bola atau setidaknya punya pengalaman di bidang itu, bukan banker.
“Saat ini ada struktur dengan divisi pencari bakat dan di atasnya ada seseorang, di tangan kanan (Ed) Woodward,” tutur Van Gaal kepada BBC Sport.
“Strukturnya tidak begitu buruk, tapi tangan kanan (kepercayaan) haruslah Direktur Teknik dengan (latar belakang) sepak bola, bukan seseorang dengan peran banker.”
“Sayangnya, kita sedang berbicara mengenai klub yang komersil, bukan klub sepak bola. Saya telah berbicara kepada (Sir Alex) Ferguson mengenainya dan di tahun terakhirnya (melatih United), dia juga punya masalah denganya,” ungkap Van Gaal.
Tentu saja ungkapan dari Van Gaal itu membuat fans kecewa. Mereka menginginkan sebuah trofi prestisius seperti Premier League dan Liga Champions, bukan peningkatan pendapatan tiap tahunnya hingga puas dengan hanya duduk di zona Liga Champion.