DBasia.news – Perubahan peran Jordan Henderson membantu Liverpool menang 2-0 atas FC Porto di Anfield, leg satu perempat final Liga Champions, Rabu (10/4) dini hari WIB.
Pemain berusia 28 tahun melepaskan tiga operan kunci kontra Porto dengan peran gelandang tengah-ofensif, bukan gelandang jangkar (bertahan) seperti biasanya. Jurgen Klopp, manajer Liverpool, sampai menyesal tidak memainkannya di posisi itu dari awal musim.
“Hendo pemain yang sangat hebat. Saya benar-benar bahagia dia bisa menunjukkannya lagi. Dia menyukai posisi itu, jadi ini kesalahan saya dalam waktu satu setengah tahun menempatkannya sebagai pemain bertahan, tapi kami membutuhkannya di sana,” papar Klopp di BBC Sport.
Penampilan hebatnya itu menjawab kritikan kepada pemain yang sudah memainkan 316 laga dengan Liverpool, sejak gabung dari Sunderland di tahun 2011 dan menjadi kapten, menggantikan Steven Gerrard, pada tahun 2015.
Henderson biasanya dikritisi karena inkonsistensi bermain dan kurangnya kreativitas bermain di lini tengah. Henderson cenderung mengoper bola ke samping permainan alih-alih lebih mengambil risiko dengan operan di tengah permainan.
Liverpool menang melalui gol Naby Keita dan Roberto Firmino. Klopp, yang meraih kemenangan ke-400 dalam kariernya sebagai pelatih, sangat puas dengan dua gol kandang yang dicetak timnya tanpa kebobolan gol.
“Kami layak menang 100 persen. Kami mencetak dua gol hebat, kami berada di banyak situasi yang sangat berbahaya. Secara garis besar, performa tim tadi bagus,” imbuh Klopp.
“2-0 hasil yang sangat-sangat bagus, saya mungkin akan memilih mengambil hasil itu sebelum laga dan tetap melakukannya sekarang.”
“2-0, laga masih akan berlangsung (di leg dua), kami harus pergi ke sana dan bertarung. Porto akan mencoba mengerahkan segalanya untuk bangkit dan itu akan jadi laga yang sangat sulit lagi,” urai manajer asal Jerman itu.
Leg dua nanti akan berlangsung di Estadio do Dragao pada Kamis (18/4) pukul 02.00 dini hari WIB. Porto butuh kemenangan 3-0 jika ingin langsung lolos ke semifinal Liga Champions. Tapi, target realistis bagi mereka adalah menyamakan agregat gol dengan coba meraih kemenangan 2-0, hingga laga berlanjut ke babak tambahan dan potensi drama adu penalti.