DBAsia News

Lewandowski dan Mbappe Tolak Wacana Piala Dunia Dua Tahun Sekali

DBasia.news – Robert Lewandowski menolak wacana Piala Dunia dua tahun sekali. Hal ini juga diikuti oleh Kylian Mbappe.

Wacana Piala Dunia yang awalnya digelar empat tahun sekali lalu ‘dipangkas’ jadi dua tahun sekali, sudah bergulir sejak tahun 2020 kemarin. Itu adalah ide FIFA (Federation Internationale de Football Association) sebagai induk sepakbola dunia.

FIFA menilai jangka waktu empat tahunan sudah cukup lama sehingga para pemain tidak punya cukup waktu membuktikan. Selain itu, Piala Dunia dua tahun sekali akan membuat perputaran uang lebih kencang sehingga setiap peserta bisa mendapatkan sponsor serta hak siar lebih besar.

Hal ini membuat FIFA ngotot mengadakan Piala Dunia dua tahun sekali demi memberikan keadilan bagi seluruh negara. Tapi, ide ini juga mendapat tentangan keras dari beberapa konfederasi.

Terutama UEFA yang juga punya agenda Piala Eropa sehingga para pemain akan lebih terkuras fisiknya selama setahun. Apalagi agenda sepakbola Eropa sama padatnya.

Maka dari itu, Lewandowski menilai Piala Dunia dua tahun sekali lebih banyak mudaratnya daripada manfaat.

“Jika kita ingin memberikan sedikit perbedaan, yang mana itu merusak tradisi yang ada, maka penting untuk ada waktu istirahat,” ujar Lewandowski di ESPN.

“Jika kita tampil di Piala Dunia dua tahun sekali, maka periode para pesepakbola bermain di level tertinggi akan menurun,” sambungnya.

“Tidak mungkin secara fisik dan psikis. Jika Anda ingin bertahan lama di sepakbola, Anda butuh waktu istirahat yang panjang.

Hal serupa juga diutarakan Mbappe yang menyebut Piala Dunia akan kehilangan magisnya ketika digelar dua tahun sekali.

“Piala Dunia dua tahun sekali? Saya tidak bisa bilang salah atau benar. Turnamen itu unik karena dihelat empat tahun sekali. Akan jadi kompetisi biasa saja jika dihelat dua tahun sekali,” papar Kylian Mbappe.

“Saya sepakat dengan Robert, kami sudah bermain 60 kali sepanjang tahun dan ada banyak kompetisi. Kami senang bermain, tapi itu terlalu banyak, sangat banyak. Kita harus pikirkan juga kualitas turnamen dan menghormati kesehatan pemain,”

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?