DBasia.news – Perusahaan asal Hong Kong, LionRock Capital, membeli saham Erick Thohir yang tersisa di Inter Milan. Itu artinya, Thohir tidak lagi menjadi Presiden Inter.
“FC Internazionale Milano telah mengumumkan bahwa LionRock Capital telah mencapak kesepakatan dengan Internasional Sports Capital HK Limited untuk membeli 31,05 persen saham di klub. Oleh karenany, LionRock Capital menjadi pemegang saham minoritas baru di Inter,” bunyi pernyataan di laman resmi Inter.
“Klub menyambut LionRock Capital ke dalam keluarga Inter dan berharap mereka bisa membantu dan memberikan dukungan kepada Suning (pemegang saham terbesar) untuk memberikan kesuksesan untuk Inter di dalam dan luar lapangan pertandingan.”
“Klub mengutarakan apresiasi sedalamnya untuk Erick Thohir untuk kontribusinya di masa lalu dan mendoakannya setiap kesuksesan di masa depan,” sambung pernyataan itu.
LionRock merupakan perusahaan yang didirikan oleh pengusaha Amerika-China, Daniel Kar Keung Tseung, yang sudah melakukan bisnis selama 25 tahun di China dan Asia Tenggara. LionRock didirikan pada 2011 dan bergerak di bidang ekonomi.
Keung Tseung juga berkata proyek perusahaannya sejalan dengan pengembangan Inter di masa depan, untuk menjadikan tim yang sudah meraih 18 Scudetto kembali jadi tim top dunia di masa depan.
“Kami sangat optimistis mengenai prospek pengembangan bisnis dari seluruh aktivitas terkait olahraga dan dengan pengalaman sejarah lebih dari 110 tahun, serta pengaruh global dalam area sepak bola, FC Internazionale Milano punya potensi pengembangan menarik di masa depan,” tutur Keung Tseung.
“LionRock Capital akan sepenuhnya mendukung target kunci Inter untuk menjadikan klub sebagai salah satu klub sepak bola top dunia di dalam dan luar pertandingan,” tegasnya.
Thohir sudah memimpin Inter selama lima tahun lebih setelah membeli saham besar dari Massimo Moratti di tahun 2013. Pada 2016 silam, saham besarnya dijual ke perusahaan Suning Group. Kini bos Suning Grup, Steven Zhang menjadi supremo baru Inter. Thohir setidaknya meraup keuntungan sebesar 150 juta euro atau Rp 2,4 triliun dari penjualan saham tersebut.