Penyerang Inter Milan, Lautaro Martinez lega bisa mengakhiri paceklik gol selama 10 pertandingan. Bintang Inter Milan itu membuka puasa gol dengan hat-trick ke gawang Salernitana. Inter pesta gol saat menjamu Salernitana di Giuseppe Meazza, Sabtu (5/03) dini hari WIB, dalam lanjutan Liga Italia. Nerazzurri menang lima gol tanpa balas!
Penampilan Lautaro mendapatkan sorotan usai gagal mencetak gol dalam 10 laga terakhir. Tentunya, performa tersebut dalah rapor merah untuk seorang penyerang.
Namun, Lautaro berhasil bangkit ketika menghadapi Salernitana. Lautaro mendulang tiga gol, sebelum brace Edin Dzeko melengkapi kemenangan 5-0 Il Biscione. Hasil itu membawa Inter ke puncak klasemen sementara.
“Kami kehilangan kemenangan. Kami kehilangan gol. Hari ini kami dapat lima jadi sangat senang,” terang Lautaro kepada Sky Sport Italia.
“Pada catatan pribadi, ini adalah periode yang sulit. Sebab, striker hidup untuk mencetak gol.”
“Tim membutuhkan gol. Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik, tetapi terkadang Anda bisa melewatkan peluang termudah dan menembaknya ke sudut atas,” jelas Lautaro.
“Saya merayakannya dengan tekad dan kemarahan. Sebab, kami menuju pertandingan penting dan perlu membuktikan banyak hal malam ini. Kami kehilangan beberapa determinasi dan karakter akhir-akhir ini. Salernitana sangat agresif dan kami bermain dengan baik.”
“Saya ingin berterima kasih kepada suporter yang berada di sisi kami,” tegas striker tim nasional Argentina itu.
Lautaro sulit menemukan alasan di balik penampilannya yang sempat menurun. Hal tersebut membuatnya kepikiran.
“Saya tidak tahu. Ketika di tempat tidur bersama istri, saya banyak berbicara. Sebab, saya sedih karena tidak bisa membantu tim.”
“Saya berbicara dengannya, teman-teman, dan keluarga di Argentina. Saya ingin mendedikasikan tiga gol ini untuk putri saya yang baru saja berusia satu tahun.”
Berikutnya, Inter akan menghadapi Liverpool pada leg kedua 16 besar Liga Champions. Meskipun kalah 2-0 pada pertemuan pertama, Lautaro ogah mengibarkan bendera putih.
“Simone Inzaghi selalu percara kepada saya. Dia bertarung di pinggir lapangan, selalu di sisi kami. Kami pergi ke Liverpool dengan tekad untuk menampilkan permainan kami dan mencoba melaju di kompetisi.”