DBasia.news – Raksasa Liga Italia, Juventus, tengah tersandung dalam dugaan kasus laporan keuangan palsu yang menyeret dua petinggi dan satu mantan sosok pentingnya.
Beberapa tahun lalu, Juventus pernah terlibat dalam skandal terbesar di sepak bola Italia. Juve diputuskan bersalah dalam kasus Calciopoli. Juve diduga melakukan kongkalikong demi meraih kemenangan. Walhasil, gelar Scudetto Juve pun dicopot.
Kali ini, Juventus kembali tersandung kasus. Gazetta dello Sport melaporkan, Juve sedang dalam penyelidikan terkait pemalsuan pembukuan dan perpindahan 50 juta euro dalam kasus capital gain.
Surat kabar itu melaporkan Guardia di Finanzia tiba di Continassa untuk mengumpulkan informasi dan dokumen yang diperlukan. Periode yang menjadi titik berat adalah antara 2018 hingga 2021.
Penyelidikan itu bermua dari sebuah berkas yang dibuka oleh Kantor Kejaksaan Turin setelah penyelidikan CONSOB dan COVISOC dalam kasus capital gain.
Laporan itu mengklaim COVISOC melihat perlu melakukan penyelidikan dalam beberapa kasus terkait dengan operasi capital gain, khususnya yang menyangkut pertukaran antara Miralem Pjanic dengan Arthur Melo pada 2020. Nilai nominal dalam kasus tersebut sekitar 50 juta euro.
Juve diduga melakukan penipuan dalam capital gain. Ketika itu, La Vecchia Signora memiliki keharusan mengumpulkan capital gain sebelum tenggat yang ditentukan.
Kasus itu pun menyeret sang presiden, Andrea Agnelli dalam penyelidikan. Selain itu, wakil presiden Juventus, Pavel Nedved tak ketinggalan dimintai keterangan. Penyelidik juga akan menggali informasi dari mantan direktur olahraga Juve, Fabio Paratici, yang saat ini membela Tottenham Hotspur. Jika terbukti bersalah, ketiga sosok tersebut akan dijadikan tersangka.