DBasia.news – Presiden LaLiga, Javier Tebas pastikan tak mau gegabah dalam menindak kasus rasisme yang mewarnai laga Cadiz kontra Valencia. Pihaknya akan melakukan investigasi secara mendalam untuk menjawab keluhan Mouctar Diakhaby.
Laga kedua tim yang berlangsung di Estadio Ramon de Carranza, Minggu (4/4) kemarin, sempat terhenti pada menit ke-29. Diakhaby yang memperkuat Valencia tiba-tiba bersikap emosional.
Pemain berusia 24 tahun itu harus ditenangkan oleh rekan setimnya karena nyaris berkelahi dengan pemain Cadiz, Juan Cala. Diakhaby mengklaim mendapat perkataan berbau rasial dari sang lawan.
“Dia menyebut saya pria kulit hitam yang menyebalkan,” kata Diakhaby dilansir dari Marca.
Setelah mengetahui penyebab kemarahan Diakhaby, skuat Valencia justru melakukan mogok main dan kembali ke ruang ganti. Pertandingan harus tertunda selama 24 menit sebelum akhirnya dilanjutkan kembali.
Saat pertandingan dilanjutkan, Valencia mengganti Diakhaby dengan Hugo Guillamon. Sementara Cala masih terus bermain hingga babak pertama usai.
Cadiz akhirnya memenangi pertandingan dengan skor 2-1. Namun insiden di tengah laga tetap menjadi sorotan.
Cala sendiri membantah tuduhan Diakhaby. Ia juga mendapat dukungan dari klubnya.
Hal inilah yang membuat Tebas berhati-hati. Ia ingin tetap menerapkan asas praduga tak bersalah kepada semua pihak.
“Sesuatu terjadi di Ramón de Carranza dan seperti yang telah kami lakukan di waktu lain dengan insiden rasis, kami telah memulai prosedur internal dengan video dan gambar pertandingan. Perlu untuk melihat dan mengklarifikasi apa yang terjadi pada saat itu,” kata Tebas kepada Movistar+.
“Kami akan mengklarifikasi karena LaLiga tidak mengizinkan hal negatif seperti rasisme. Saya pikir dengan publik kami telah cukup menghentikannya tetapi dalam kasus ini versinya bertentangan.”
Bukan kasus pertama
Ini bukan kasus rasisme pertama yang mencoreng citra LaLiga. Satu tahun lalu, Inaki Williams yang memperkuat Athletic Bilbao mendapat perlakuan rasisme dari suporter Espanyol saat bertanding.
Jauh sebelumnya, sejumlah pemain bintang seperti Dani Alves hingga Samuel Eto’o juga mengalami nasib serupa. Namun kasus Diakhaby sedikit berbeda karena yang melakukannya adalah rekan seprofesi.