DBasia.news – Timnas Prancis, pernah juara dunia dua kali, dan saat ini akan datang ke Piala Dunia 2022 yang akan dimulai pada November-Desember mendatang di Qatar sebagai salah satu kandidat juara. Apalagi dengan status mereka yaitu juara bertahan Piala Dunia.
Ya, pada 2018 di Rusia Prancis keluar sebagai juara dengan mengalahkan Kroasia di final dengan skor 4-2. Laga itu dihelat di Luzhniki Stadium, Moscow, pada 15 Juli 2018. Pelatih Prancis Didier Deschamps satu yang cukup beruntung pernah memenangi Piala Dunia sebagai pemain dan juga pelatih.
Prancis juara Piala Dunia 2018 tetapi saat itu mereka juga banyak dicibir dengan gaya bermain yang pragmatis: tidak menghibur tapi hasil akhir jadi hal yang penting. Permainan seperti itu dinilai bak ‘dosa’ mengingat betapa mewahnya pilihan pemain yang dimiliki Deschamps.
Paul Pogba, Kylian Mbappe, Ousmane Dembele, Thomas Lemar, N’Golo Kante, Antoine Griezmann, merupakan beberapa nama pemain dari skuad juara Prancis tersebut. Deschamps punya opsi agar Prancis bermain menghibur, tetapi ia memilih opsi berbeda.
Faktanya, Prancis bak mengikuti timnas Portugal ketika menjadi juara di Piala Eropa 2016 dengan permainan yang cenderung hati-hati, pragmatis, tetapi pada akhirnya keluar jadi juara. Apapun itu yang terpenting adalah jadi pemenang.
Sudah sewajarnya juga jelang Piala Dunia 2022 timnas Prancis sebagai juara bertahan jadi salah satu unggulan juara. Didier Deschamps kembali jadi pemegang harapan Prancis di Piala Dunia, yang berpotensi jadi Piala Dunia terakhir untuknya.
Kutukan Berlanjut atau Rekor Baru
Rumor banyak beredar Zinedine Zidane sudah siap menggantikan Deschamps selepas Piala Dunia 2022, terlepas dari sukses atau tidaknya Prancis di Qatar nanti. Jika benar demikian maka itu akan jadi akhir bagi legenda yang sudah melatih Prancis sejak 2012 tersebut.
Prancis memang unggulan juara Piala Dunia 2022, meski beberapa nama dari 2018 punya potensi absen karena cedera seperti Raphael Varane, Kante, dan Pogba yang sudah dipastikan absen. Tetapi mereka juga dibayang-bayangi kutukan.
Itu adalah kutukan mengenai juara bertahan Piala Dunia yang sudah terjadi sejak 2002, ya, sejak 2002 yang juga dihelat di Asia dan kala itu di Korea Selatan dan Jepang.
Dalam kurun waktu 20 tahun dan empat edisi empat Piala Dunia, nasib juara bertahan selalu miris dan hanya satu negara yang dapat keluar dari kutukan itu: timnas Brasil. Brasil juara Piala Dunia 2002 tetapi mampu keluar dari fase grup di Piala Dunia 2006 – meski perjalanan mereka terhenti di perempat final.
Ironisnya lagi, Prancis yang mengawali kutukan itu pasca juara Piala Dunia 1998 namun kandas di fase grup Piala Dunia 2002 sebagai juru kunci. Nasib Prancis juga dialami Italia di Piala Dunia 2010, Spanyol di Piala Dunia 2014, dan Jerman di Piala Dunia 2018.
Tetapi dilihat dari sisi berbeda, Deschamps (54 tahun) juga dapat masuk dalam buku sejarah atau rekor baru sejak Brasil pada 1958 dan 1962, sebagai figur yang dapat membawa timnas juara Piala Dunia dua kali beruntun.
Karier
Didier Deschamps mantan pemain profesional pada medio 1985 hingga 2001 dan posisi bermainnya gelandang bertahan. Pada eranya ia cukup terkenal di Eropa dan punya kualitas bagus di posisinya tersebut, terbukti dengan 103 caps bareng timnas Prancis dan empat gol serta pernah jadi kapten dan memenangi Piala Dunia serta Piala Eropa.
Nantes, Marseille, Bordeaux, Juventus, Chelsea, dan Valencia merupakan mantan klub yang pernah dibela Deschamps. Setelah pensiun sebagai pemain pada 2001 Deschamps langsung jadi pelatih di AS Monaco sampai 2005.
Dalam kurun waktu empat tahun itu ia sempat membawa Monaco ke final Liga Champions 2004 sebelum kalah dari Porto-nya Jose Mourinho. Kemudian, Deschamps jadi pahlawan bagi Juventus ketika mereka diturunkan ke Serie B karena skandal Calciopoli.
Juventus tak terkalahkan di Serie B dan menjadi juara hingga kembali ke Serie A. Kemudian pada 2009 Deschamps jadi pelatih Marseille dan membawa tim juara Ligue 1 serta Coupe de la Ligue di musim pertamanya.
Tiga tahun setelahnya Prancis menunjuk Deschamps sebagai pelatih menggantikan Laurent Blanc. Era Deschamps di sana jadi yang terlama setelah Gaston Barreau yang melatih dari 1919 hingga 1945. Prancis pun dibawa ke final Piala Eropa 2016 dan juara Piala Dunia 2018.
Pada Piala Eropa 2020 perjalanan Prancis berakhir di 16 besar, tetapi itu tidak menutup fakta apabila Deschamps sosok hebat sebagai pemain dan juga pelatih. Lagi, ia akan menanggung harapan masyarakat Prancis di Piala Dunia 2022.