DBasia.news – Manchester City boleh saja berbangga usai menyingkirkan Real Madrid setelah menang secara back to back di babak 16 besar Liga Champions, dengan agregat 4-2. Tapi, ManCity harus waspada karena kemenangan atas Madrid di fase gugur biasanya menyisakan seah kesialan.
Dalam dua musim beruntun sebelumnya, Real Madrid selalu tersingkir dari Liga Champions di babak perempat final. Hasil itu dikecap setelah sebelumnya mereka mendominasi ajang ini dalam rentang satu dekade.
Akan tetapi pada dekade awal abad ke-21, Real Madrid memiliki rentetan hasil mengecewakan. Los Blancos tercatat selalu tersingkir di babak 16 besar dalam enam musim beruntun antara 2004-05 hingga 2009-10. Rentang yang menjadi noda bagi Madrid hingga saat ini.
Kedatangan Jose Mourinho mengubah peruntungan Real Madrid. Di bawah Mourinho, Real Madrid mampu tiga kali lolos ke semifinal Liga Champions.
Real Madrid mampu menjadi penguasa Eropa pada 2013-14, di mana mereka akhirnya mampu meraih La Decima. Selepas itu Real Madrid sepertinya sudah mematahkan tren buruk atau kutukan.
Barcelona kemudian menjadi juara Liga Champions musim berikutnya. Barca mengalahkan Juventus yang menyingkirkan Real Madrid di semifinal.
Selanjutnya, Madrid mengukuhkan dominasi mereka dengan meraih trofi Liga Champions tiga musim beruntun, 2015-16, 2016-17, dan 2017-18.
-
Sergio Aguero Bicara Persaingan Man City Dan Liverpool Musim Ini
-
Conte Bongkar Rahasia Tumbangkan Manchester City
-
Manchester City Menang di Menit-menit Akhir, Pep Guardiola: Kok Tumben
-
Usai Man City Susah Payah Taklukkan Arsenal, Ini Kata Pep Guardiola
-
Manchester City Tawarkan Barter Jika Barcelona Ingin Ferran Torres