DBasia.news – Der Klassiker dalam lanjutan laga Bundesliga antara Bayern Munchen kontra Borussia Dortmund akan berlangsung di Allianz Arena, Sabtu (6/4) pukul 23.30 malam WIB. Saat ini kedua tim hanya terpaut dua poin di urutan satu-dua klasemen.
Dortmund memimpin puncak klasemen dengan perolehan 63 poin dan Bayern di peringkat dua dengan raihan 61 poin. Menilik persaingan titel Bundesliga dalam beberapa musim terakhir, persaingan musim ini sangat sengit.
Dortmund, di bawah asuhan Lucien Favre, bermain kolektif dengan mengombinasikan talenta muda dan pemain berpengalaman. Mereka baru kalah dua kali. Sementara Bayern baru memulai musim pertama di bawah arahan Niko Kovac.
Mantan bek Bayern pada medio 2001-2003 memprediksi pertandingan nanti akan berlangsung seru. Apalagi, Bayern dan Dortmund tengah bersaing ketat merebutkan titel Bundesliga 2018-19.
“Mereka (Dortmund) memainkan musim dengan sangat bagus. Laga nanti akan menarik, pertandingan yang berimbang dan sama kuat. Bagaimana cara kami bermain nanti akan menentukannya,” ucap Kovac di laman resmi Bundesliga.
“Kami benar-benar ingin memenangi laga nanti. Klub, fans, semunya ingin memenanginya,” tegas pelatih berusia 47 tahun tersebut.
Favre juga menuntut kesempurnaan bermain pada timnya. “Kami harus menampilkan performa top dan melakukan segalanya dengan sempurna jika ingin menang. Itu sudah jelas,” tegas Favre.
Pelatih berusia 61 tahun asal Swiss itu ingin Dortmund memenangi laga nanti. Namun, apabila pada akhirnya kalah dari Bayern di Allianz Arena, Favre juga tidak akan menyesalinya karena persaingan masih terbuka di jelang laga-laga akhir Bundesliga.
“Saya pikir jika kami meraih kemenangan, belum ada yang ditentukan (titel Bundesliga). Jika kami imbang, tidak ada juga yang ditentukan, dan jika Bayern menang, maka persaingan juga masih sepenuhnya terbuka,” tambah Favre.
Tidak kalah seru dengan Derby della Madonnina di Italia, El Clasico di Spanyol, dan North West Derby di Inggris, Der Klassiker juga akan disiarkan langsung di lebih dari 200 negara. Bayern dan Dortmund juga rival klasik di Jerman.
Kovac menjabarkan, tidak ada filosofi khusus dalam permainan yang diusung Bayern, dan ia hanya ingin timnya bermain seimbang dalam fase bertahan atau pun penyerangan.
“Saya melihatnya seperti ini: menyerang sebuah seni, bertahan adalah kemampuan yang dibangun. Anda harus meyakinkan pemain dengan argumen-argumen,” tambah Kovac.
“Saya selalu memberitahu mereka hal yang sama, tapi merekalah yang mengimplementasikannya. Tentu saja itu bisa membuat Anda marah, tapi Anda hanya harus terus melanjutkannya. Semuanya melakukan kesalahan, itulah manusia,” pungkasnya.