DBasia.news – Jauh sebelum Real Madrid memiliki Marcelo yang mematenkan posisi bek kiri klub yang dahulu pernah diperkuat legenda asal Brasil lainnya, Roberto Carlos. Carlos membela tim sejak 1996 hingga 2007.
Real Madrid menampung Carlos pada 1996 setelah semusim sebelumnya tak sukses bermain di Inter Milan. Lorenzo Sanz, eks Presiden Real Madrid yang baru ini meninggal dunia karena virus corona berandil besar membawanya ke Santiago Bernabeu.
“Dia adalah orang yang membawa saya ke klub. Hanya memori Lorenzo membuat saya tersenyum. Meskipun dia adalah presiden, dia di atas segalanya adalah penggemar. Dia hidup untuk Real Madrid. Dia selalu sangat terlibat, selalu bersama kami di ruang ganti,” terang Roberto Carlos di AS.
“Ketika kami bermain imbang atau kalah, dia akan membiarkan kami memilikinya. Tetapi ketika kami memenangkan gelar, dia akan menjadi orang pertama yang memeluk kami. Kami mencintainya karena kualitas kemanusiaannya, untuk optimismenya, untuk semua yang ia lakukan untuk madridismo.”
“Dia seperti ayah bagi kami. Saya berhubungan dengannya setiap hari. Dia akan selalu memberi saya nasihat. Saya tidak pernah bisa memanggilnya Lorenzo Sanz, bahkan jika saya berusaha! Bagi saya dia selalu Presiden atau Presi.”
Banyak kenangan atau cerita penilik 584 penampilan dan 71 gol untuk Madrid itu, termasuk salah satunya kala meraih La Septima atau titel Liga Champions ketujuh pada musim 1997-98.
Semalam sebelum final melawan Juventus di Amsterdam, Belanda, Carlos bercerita para pemain Real Madrid tidak cepat melainkan begadang hingga jam empat pagi di lobi hotel.
“Kami kesulitan di LaLiga musim itu. Juve berada di final selama tiga tahun berturut-turut. Kami tidak masuk ke pertandingan sebagai favorit,” cerita Roberto Carlos.
“Malam sebelum final tidak ada yang bisa tidur. Biasanya kami akan pergi ke tempat tidur jam 10 malam, tapi malam itu kami duduk di lobi hotel hingga jam empat pagi, saling bercerita. Kami tidak takut, kami sangat menghormati Juventus.”
Pertandingan dimulai dan Real Madrid sukses meraih titel Liga Champions ketujuh dari gol tunggal penyerang asal Serbia, Predrag Mijatovic di menit 66.
“Kami berkompetisi dengan sangat baik di final. Juve memiliki banyak peluang, tetapi kami menang 1-0. Kami memenangkan pertandingan itu tidak hanya dengan kualitas kami, tetapi dengan motivasi kami. Kami menginginkannya lebih daripada mereka.”