DBasia.news – Masih ingat dengan nama ini, Royston Drenthe? Bagi penikmat sepak bola Eropa sejati, mereka tidak akan pernah lupa dengan nama tersebut. Bukan karena kesuksesannya yang meroket, melainkan nasibnya yang terbilang … miris.
Semua terjadi 11 tahun lalu, ketika dia dibeli Real Madrid seharga 14 juta euro. Sudah menjadi hal yang wajar apabila pemain yang datang ke Madrid selalu dianggap pemain bertalenta, bukan sekedar pemain biasa.
Apalagi, Drenthe datang dengan status juara Euro U21 bersama timnas Belanda, dan memperlihatkan penampilan hebatnya selama dua tahun membela Feyenoord. Sama seperti Marcelo yang saat ini jadi bek kiri andalan Madrid, Drenthe juga dapat bermain sebagai bek kiri atau penyerang sayap kiri.
Fans pun sangat berharap banyak kepada pemain kelahiran Rotterdam, 8 April 1987 itu. Drenthe memulainya dengan baik saat bermain reguler di musim debutnya (2007/08) yang berakhir dengan titel La Liga. Namun di musim kedua dan berikutnya, nasib Drenthe berubah drastis.
Seiring performa bagus Marcelo di sisi kiri permainan, jam bermain Drenthe mulai berkurang dan dia memiliki banyak masalah dengan fans, yang akhirnya menyiulinya. Masalah itu menganggu fokusnya dan Madrid meminjamkannya ke Hercules dan Everton, sebelum dilepas permanen ke klub Rusia, Alania Vladikavkaz.
Sejak saat itu, karier Drenthe tak pernah berkembang dan justru meredup. Dia terus berganti klub, sempat membeli Reading, hingga akhirnya gantung sepatu pada tahun 2016 saat usianya belum genap 30 tahun. Konon katanya, Drenthe menjadi rapper saat itu.
Dua tahun berlalu. Drenthe menemukan kembali motivasinya bermain sepak bola dan teken kontrak profesional dengan klub yang berada di kota kelahirannya, Sparta Rotterdam. Bangkit dari masa pensiun, Drenthe yakin kini dirinya jauh lebih dewasa dengan pengalaman pahit yang dirasakannya di masa lalu.
“Sekarang, saya jauh terlihat seperti seorang pria, sebelumnya saya terlalu muda dan tidak tahu apapun tentang bisnis (dunia sepak bola). Sekarang, saya menguasai penuh seluruh kontrak saya. Saya seorang ayah, saya tak bisa melakukan hal-hal konyol seperti sebelumnya. Saya ingin para pemain bangga kepada saya,” tutur Drenthe, dilansir dari Marca.
“Saya tidak ingin menghapuskan apapun atas apa yang telah saya lakukan hingga saat ini, tapi sekarang, saya jauh terlihat seperti seorang pria dan saya orang yang berbeda (dibanding masa lalu). Saya sangat bahagia bermain sepak bola lagi. Saya bermain untuk Sparta Rotterdam, yang praktiknya ada di halaman saya,” urainya.
Pada usia 31 tahun, jelas bukan waktunya lagi bagi Drenthe ‘bermain-main’ dengan kariernya dan fokus memberikan penampilan terbaik untuk klub yang bermain di Eerste Divisie, kompetisi kedua sepak bola Belanda.