DBAsia News

Kisah Bintang Republik Ceko, Patrik Schick Ditolak Juventus Dilepas AS Roma

DBasia.news – Siapa pun dapat menjadi bintang pada turnamen sekaliber Piala Eropa termasuk yang tengah berlangsung tahun ini. Itu dilakukan oleh striker Republik Ceko, Patrik Schick ketika timnya menang 2-0 atas Skotlandia.

Schick memborong dua gol Ceko dan terpilih sebagai Man of the Match. Gol pertama dilesakkannya dari tandukkan kepala dan gol kedua lebih hebat lagi: tendangan dari tengah lapangan dan gagal diantisipasi David Marshall.

Skotlandia yang menjadi tuan rumah di Hampden Park sedianya bermain baik, melakukan pressing, determinasi tinggi dan mendominasi permainan, tetapi mereka punya kekurangan karena tak memiliki striker seperti Schick.

“Mahakarya. Bagaimana dia melihatnya dan mengeksekusinya. Teknik. Sempurna. Saya tak pernah melakukannya kala masih bermain dan saya ingat Clarence Seedorf pernah melakukannya,” ucap eks striker timnas Republik Ceko, Jan Koller menyikapi gol Schick.

“Itu adalah awal yang sempurna – clean sheets dengan dua gol yang dicetak. Kami bisa menambahkan lebih banyak, meskipun Tomas Vaclik membuat beberapa penyelamatan fantastis. Kami menunjukkan banyak kerja tim hari ini. Ini awal yang sangat memuaskan,” tambah Schick.

“Rasanya luar biasa melihat bola masuk – masuk dengan sempurna. Saya berlari untuk merayakannya dengan fans kami. Tapi Tomas Vaclik sangat fenomenal hari ini – dia banyak membantu kami. Jika Skotlandia mencetak satu gol, pasti ada menjadi akhir pertandingan yang sangat gugup.”

Tidak banyak yang mengetahuinya. Patrick Schick adalah penyerang berusia 25 tahun dan saat ini bermain di Jerman dengan Bayer Leverkusen, masa lalunya di Italia jadi pembelajaran.

Gagal ke Juventus, Didepak AS Roma

Monchi, Direktur Olahraga Sevilla (dan dulu di Roma), sudah melihat talenta Schick pada 2017 kala ia masih bermain di Sampdoria. Mengetahui Juventus mundur dari perburuan produk akademi Sparta Praha itu, Monchi langsung bergerak.

Schick direkrut Roma dengan status pinjaman dan opsi permanen sebesar 30 juta euro. Monchi melihat suatu yang spesial dalam diri Schick.

“Saya telah menjadi direktur Olahraga selama 17 tahun dan mungkin operasi untuk (transfer Patrik Schick) adalah yang paling saya banggakan dan puas melakukannya,” kata Monchi pada presentasi Schick.

“Schick adalah salah satu pemain muda paling potensial di sepak bola internasional. Kami senang karena dia memilih Roma.”

Tiga tahun di Roma karier Schick naik turun dan ia masih kalah bersaing dengan striker veteran Edin Dzeko. Akan tapi itu jadi pembelajaran dalam tahapan kariernya hingga ia diboyong RB Leipzig pada 2019.

“Edin Dzeko mengatakan kepada saya bahwa pergi ke Leipzig akan menjadi keputusan yang baik,” kata Schick tentang mantan rekan setimnya di Roma itu.

“Kami berdua ingin bermain, jadi ada persaingan tertentu di antara kami karena hanya satu striker yang bisa bermain,” jelas Schick. “Kami berteman baik karena dia berbicara bahasa saya.”

Leipzig meminjamnya semusim tanpa mempermanenkannya dan ia mencetak 10 gol di musim pertama. Bukan ke Leipzig, Bayer Leverkusen merekrutnya pada 2020 dan musim lalu Schick menorehkan 13 gol.

Schick bukan penyerang dengan torehan 20 gol tiap musimnya, tetapi aspek itu masih dapat dikembangkan. Gaya mainnya cenderung kolektif dengan mementingkan kebutuhan tim ketimbang pencapaian personal.

Schick sering mencari ruang untuk memulai serangan, berkorban dalam fase bertahan.

“Saya pikir dia harus berjuang sedikit di awal, tetapi dia bekerja dengan baik, banyak berkembang di sejumlah area dan mengambil langkah maju. Patrik banyak bekerja untuk tim dan selalu bermain dengan intensitas yang sangat tinggi,” ucap Simon Rolfes soal Schick, Direktur Olahraga Leverkusen.

“Dia meletakkan fondasi fisik musim ini untuk benar-benar bermain bagus di musim depan. Ada lebih banyak dalam dirinya daripada yang dia tunjukkan sejauh ini bersama kami.”

Menarik untuk dinanti bagaimana Schick membantu Republik Ceko di Piala Eropa 2020 ini, sebab tim arahan Jaroslav Silhavy masih akan melawan Inggris dan Kroasia di fase grup.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?