DBasia.news – Status Bayern Munchen sebagai favorit juara Liga Champions 2021-2022 tak perlu diragukan lagi. Benfica baru saja merasakan dahsyatnya kekuatan raksasa Jerman tersebut.
Benfica berambisi mencuri poin saat menjamu Munchen dalam laga ketiga grup E di Estadio da Luz, Kamis (21/10) dini hari WIB. Kemenangan atas Barcelona pada pertandingan sebelumnya menjadi modal mereka melakukannya.
Namun Munchen nyatanya berada di level yang berbeda dengan Barcelona. Robert Lewandowski dan kawan-kawan mampu mengurung pertahanan Benfica nyaris sepanjang pertandingan.
Benfica bukannya tanpa perlawanan. Dua serangan balik tuan rumah nyaris berbuah gol andai Manuel Neuer tidak melakukan penyelamatan gemilang.
Usaha Munchen untuk memecah kebuntuan dua kali lewat Lewandowski dan Thomas Muller dibatalkan VAR. Hal ini sempat mempertebal keyakinan skuat Benfica untuk setidaknya mencuri satu poin.
Harapan itu tampak akan menjadi kenyataan hingga waktu normal tersisa 20 menit lagi. Namun tendangan bebas Leroy Sane pada menit ke-70 meruntuhkan semangat para pemain Benfica.
Terbukti, tiga gol tambahan mampu diciptakan Munchen dengan relatif mudah. Bunuh diri Everton Soares, gol kedua Sane, dan sentuhan Lewandowski membuat Die Roten menutup laga dengan kemenangan 4-0.
Dominasi Munchen jelas terlihat dalam data statistik. Penguasaan bola mencapai 66 persen dan 21 tembakan sudah menggambarkan kekuatan mereka.
Pelatih Benfica tak segan mengakui superioritas Munchen. Namun ia menilai hasilnya bisa berbeda andai anak-anak asuhnya lebih efektif dalam memanfaatkan peluang.
“Saya pikir mereka akan mencetak maksimal dua gol, dan kami seharusnya mencetak satu atau dua. Namun saya harus memberi kredit kepada tim Bayern,” kata pelatih Benfica, Jorge Jesus kepada TVI24.
“Pemain pengganti mereka berhasil mengubah permainan.”
Hebatnya, penampilan solid Munchen itu dilakukan tanpa didampingi pelatih kepala. Julian Nagelsmann memang terpaksa absen karena sakit.
Hasil ini membuat Munchen semakin kokoh di puncak klasemen grup E. Sementara Benfica tampaknya harus saling bunuh dengan Barcelona untuk merebut satu tiket tersisa ke fase gugur.