DBasia.news – Jika ditanya delapan tahun atau tujuh tahun lalu tidak akan ada menyangka kiper asal Argentina, Emiliano Martinez menjadi kiper utama di Arsenal. Situasi yang dialaminya saat ini benar-benar berbalik 180 derajat.
Sejak pertengahan Juni lalu kala Bernd Leno cedera pasca liga dimulai kembali setelah jeda virus corona, Mikel Arteta langsung menjadikan Martinez sebagai kiper utama dan kans itu tidak disia-siakannya.
Pada pertengahan Juli Squawka mengeluarkan data bahwa Martinez memiliki persentase penyelamatan terbaik di Premier League musim ini. Satu-satunya kiper dengan penyelamatan di atas 80 persen.
Bahkan melawan Liverpool ketika Arsenal menang 2-1 Martinez melakukan delapan penyelamatan. Itu jadi catatan terbanyak untuk kiper Arsenal sejak awal musim 2016-17. Semua itu memperlihatkan bahwa Martinez memanfaatkan baik momen yang dimilikinya.
Apabila melihat perjalanan panjang Emiliano Martinez bersama Arsenal apa yang dicapainya saat ini sangatlah hebat. Tak ada yang menyangka Martinez jadi kiper utama Arsenal ketika ia sebelumnya kalah saing dengan Wojciech Szczesny, Petr Cech, dan Bernd Leno.
Apalagi Martinez tampak seperti akan dijual Arsenal karena sudah menjalani enam kali masa pinjaman di Oxford United, Sheffield Wednesday, Rotherham United, Wolverhampton Wanderers, Getafe, dan Reading.
Akan tapi Martinez tidak mudah menyerah. Bersama keluarganya sang istri (Mandinha) dan anak (Sandi) Martinez bekerja keras di tengah lockdown saat liga menjalani jeda.
“Istri saya berkata kepada saya di kala lockdown, ‘Mengapa kamu banyak berlatih?’ Saya pikir saya mungkin memiliki kesempatan, saya mungkin melakukannya – dan lihat, saya memilikinya,” tutur Martinez dikutip dari Mirror.
“Saya memiliki gawang ukuran penuh di kebun saya. Segera setelah itu terjadi, pelatih kebugaran mengirimi kami sebuah program. Itu adalah sesuatu yang telah saya lakukan sejak lockdown jadi ketika saya kembali dengan tim saya merasa sangat hebat.”
“Saya punya peluncur bola, seseorang harus memberi saya bola. Istri saya biasa melempar bola tetapi dia sangat buruk.”
“Saya sedang bermain dengan anak lelaki saya, dia juga mencoba memasukkan bola ke dalam peluncur bola. Itu sulit, saya kelelahan pada pukul sembilan pagi!”
Kerja Keras dan Kesabaran Emiliano Martinez
Selama delapan tahun membela Arsenal sejak pindah dari akademi Independiente Martinez memang belum meraih trofi prestisius. Baru sekedar Community Shield pada 2014 dan 2015, namun posisinya saat ini sebagai kiper utama Arsenal bak mimpi menjadi nyata.
Maklum saja Martinez bercerita dirinya bukan orang berada dan lahir dalam keluarga yang ekonominya pas-pasan. Membuat keputusan pindah pada usia muda tidak mudah, apalagi meninggalkan keluarga yang kesulitan ekonomi, namun Martinez mengikuti kata hatinya.
“Dalam pikiran saya, tidak mungkin saya akan meninggalkan keluarga saya. Itu bukan latar belakang yang buruk, tetapi keluarga saya banyak kesulitan dalam hal keuangan,” cerita Martinez.
“Ketika agen saya menelepon dengan tawaran untuk menandatangani kontrak dengan Arsenal, saya melihat saudara lelaki dan ibu saya menangis, mengatakan: ‘Tolong jangan pergi’. Tapi saya juga melihat ayah saya menangis larut malam karena dia tidak bisa membayar tagihan.”
“Saya harus berani pada saat itu, karena saya berkata ‘ya’ untuk mereka. Saya ingat hari ketika saya dan kakak saya makan – dan bukan ibu dan ayah saya. Saya tahu persis apa yang telah mereka alami.”
“Saya tinggal di Buenos Aires dan saya hanya akan melihat mereka dua kali sebulan, ketika saya bepergian, karena mereka tidak mampu membeli bensin untuk pergi dan melihat saya bermain. Saya tahu apa yang mereka lakukan bagi saya untuk mencapai puncak,” tutur Martinez.
Kini dalam benak pikiran Emiliano Martinez fokusnya hanya satu: berusaha meraih titel demi keluarga dan fans Arsenal. Kebetulan Wembley akan jadi panggung bagi Martinez unjuk gigi ketika Arsenal bentrok melawan Chelsea di final Piala FA.
“Segera setelah saya menang, saya ingin merayakan dengan putra dan istri saya – itulah lingkaran kehidupan. Tapi ya, saya berharap seluruh keluarga saya ada di sana,” tambah Emiliano Martinez.
“Kami berasal dari keluarga yang miskin dan bagi mereka melihat saya memenangkan piala di depan 90.000 orang dan mendapatkan medali akan menjadi sesuatu. Saya berharap para penggemar ada di sana, itu akan menjadi final yang berbeda tetapi saya telah bekerja sepanjang hidup saya untuk ini.”