DBAsia News

Kedatangan Thomas Tuchel ke Chelsea Jadi Berkah bagi Callum Hudson-Odoi

DBasia.news – Pergantian pelatih acapkali menjadi berkah bagi beberapa pemain di klub. Salah satu contohnya adalah Callum Hudson-Odoi di bawah arahan manajer asal Jerman Thomas Tuchel.

Tuchel (47 tahun) datang menggantikan Frank Lampard yang dipecat oleh Chelsea. Dua laga telah dilaluinya kala melawan Wolverhampton Wanderers dan Burnley dengan hasil yang berbeda: imbang tanpa gol kontra Wolves dan menang 2-0 melawan Burnley.

Kemenangan teranyar melawan Burnley di Stamford Bridge itu memperlihatkan dengan jelas niatan bermain yang ingin diterapkan Tuchel di Chelsea.

“Saya berharap kami akan menyerang dan memainkan sepak bola yang berani, kami bermain untuk mencetak gol dan menciptakan peluang. Ini pertandingan yang intens, kami membutuhkan mentalitas juara dan menjadi kompak dan solid. Itulah yang ingin kami ciptakan,” tutur Tuchel beberapa waktu lalu.

Bermain ofensif dan coba menghibur penonton. Tuchel telah melakukannya dengan dominasi penguasaan bola Chelsea di dua laga melawan Wolves dan Burnley. Di antara perubahan yang terlihat adalah kembalinya taktik tiga bek.

Dalam formasi 3-4-2-1 ada satu pemain yang ditempatkan di posisi berbeda, namun di posisi itu menemukan bentuk performa terbaiknya. Dia adalah Callum Hudson-Odoi.

Transformasi Peran

Promosi pada 2017 ke tim utama Chelsea, Hudson-Odoi tidak mengalami nasib yang sama seperti produk-produk akademi lainnya atau pemain muda yang kemudian menjalani masa pinjaman di klub lain.

Hudson-Odoi dengan kualitas teknik dan talentanya langsung mencuri perhatian. Akan tapi pada era Antonio Conte, Maurizio Sarri, hingga Frank Lampard kualitas Hudson-Odoi tidak terlalu digunakan dengan maksimal.

Kala dilatih Conte ia memilih pemain lain karena Hudson-Odoi masih muda, pun demikian dengan Sarri dan Lampard hingga Bayern Munchen coba merebut talenta asal Inggris itu dengan memanfaatkan situasinya tersebut.

Peruntungan pemain berusia 20 tahun itu berubah dengan datangnya Tuchel. Posisi sebagai bek sayap diberikan kepada Hudson-Odoi dan sejak saat itu menjadi momen kebangkitannya.

“Kenapa tidak? (memainkan Hudson-Odoi di posisi bek sayap). Tentu saja kami mengenalnya, ada rumor besar di sekitarnya dan Bayern Munchen, tetapi kami tahu sebelumnya jika Anda tertarik pada sepak bola, pemain yang akan datang, dia berada dalam fokus sebelum saya berpikir untuk menjadi manajernya,” terang Tuchel soal posisi bermain Hudson-Odoi.

“Dia bisa mendapatkan masukannya, dia memiliki kemampuan untuk menentukan dengan larinya, kecepatannya dan saat ini kami telah memilih struktur ini.”

“Dia bisa bermain di posisi setengah secara ofensif, ini jelas dan kami ingin mengambil kesempatan melawan Wolves jadi kami pergi dengan Chilly dan dia, hari ini Marcos dan dia.”

“Dia memiliki permainan bagus lainnya, jika kami dapat meningkatkan presisi orang-orang kami di dalam kotak maka mungkin kami dapat mencetak lebih banyak gol,” tambah Tuchel.

Kontra Burnley Hudson-Odoi punya 100 persen persentase melewati lawan, melakukan 10 operan di pertahanan lawan, mencipakan tiga peluang dan punya dua tendangan, termasuk satu yang mengenai mistar gawang.

Bak Victor Moses yang ‘terlahir’ kembali kala Conte menempatkannya sebagai bek sayap, Hudson-Odoi juga menjalani peran itu dengan baik untuk memulai revolusi Thomas Tuchel di Chelsea.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?