DBasia.news – Manchester United memiliki cerita rivalitas panjang dengan Arsenal. Hal itu bisa dilihat dari kebencian Ryan Giggs, legenda Red Devils, kepada The Gunners.
Keempat pemain yang dimaksud itu ialah: Patrick Vieira, Emmanuel Petit, Dennis Bergkamp, dan Robert Pires. Giggs membenci mereka dengan alasan yang berbeda-beda setelah bertahun-tahun bertarung di Premier League.
Rivalitas Arsenal dengan Man United memang sangat panas di medio 2000-an awal, apalagi dua manajer legendaris, Arsene Wenger dan Sir Alex Ferguson, masih bersaing jadi yang terbaik kala itu. Seluruh persaingan itu dimulai di tahun 1996.
Pada tahun itu Wenger datang dari Nagoya Grampus Eight dan menanamkan filosofi sepak bola, serta memberikan pondasi kepada Meriam London. Wenger melatih Arsenal selama 22 tahun, sementara Ferguson 26 tahun.
Man United unggul dominan jika berbicara raihan titel Premier League, namun, di sela-sela dominasi itu, Arsenal selalu mengganggu mereka. Contohnya saat mereka menjuarai Premier League 2003-04.
Arsenal juara Premier League tanpa pernah kalah dalam semusim hingga dijuluki “The Invincibles”. Tidak berhenti sampai di situ, Arsenal juga unggul memenangi 13 titel Piala FA berbanding 12 titel Man United.
Tidak berhenti hanya dari sisi raihan trofi, pemain-pemain kedua tim juga saling meramaikan rivalitas dengan pertempuran sengit tiap kali bertanding.
Siapa yang tidak mengingat momen saat kapten kedua tim, Roy Keane dan Patrick Vieira, ribut di lorong ganti pemain dan juga saat bertanding, atau momen ketika Martin Keown meneriaki Ruud van Nistelrooy pasca gagal mencetak gol dari titik putih.
Belum lagi keributan di lorong ganti pemain yang dikenal dengan istilah “Battle of the Buffet” (sampai ada di Wikipedia). Pada tahun 2004, kedua kubu ribut di lorong ganti pemain dan Ferguson menerima lemparan pizza dari pemain Arsenal. 13 tahun berlalu dan Cesc Fabregas mengakui bahwa dialah pelakunya.
Segala rivalitas itulah yang membuat Giggs sangat membenci Arsenal dan juga pemain-pemain utama mereka kala itu. Kebencian itu dibutuhkannya untuk jadi motivasi agar selalu tampil baik kala bermain.
“Saya tidak suka Arsenal. Saya tidak suka Vieira karena dia kotor dan lolos dari pembunuhan (banyak pelanggaran kasar). Saya tidak suka Petit karena dia punya rambut panjang. Saya juga tidak suka Bergkamp,” ucap Giggs kepada Daily Mail.
“Saya tidak suka Pires meskipun jika Anda menemuinya saat ini dia sangatlah baik. Saya bahkan tidak memandang mereka, tidak mengenal mereka, dan tak ingin melakukannya. Saya tidak akan mengizinkan diri saya menilai mereka.”
“Bergkamp? Tidak, saya memberitahu diri saya sendiri dia tidak sebagus Eric Cantona. Saya tidak sekejam itu karena itu bukan saya yang sebenarnya. Tapi, Anda harus punya pikiran semacam itu karena itu murni movivasi.”
“Jauh di lubuk hati kami tahu. Mereka pemain-pemain top dan rivalitas itu berarti segalanya bagi kami. Saat itu (rivalitas) lebih dalam ketimbang dengan Liverpool,” pungkas pelatih timnas Wales tersebut.