Karier Anderson Rusak di Manchester United Karena Pola Makan Buruk

DBasia.news – Anderson merupakan satu dari sedikit pemain asal Brasil yang punya karier panjang di Manchester United. Sayangnya pola makan yang buruk merusak karier gelandang serba bisa tersebut.

Manchester United memboyong Anderson dari FC Porto pada musim panas 2007 dengan biaya sekitar 28 juta poundsterling. Saat itu sang pemain berstatus wonderkid yang turut membantu Brasil menjuarai Copa America 2007.

Secara perlahan, Anderson mulai menjadi salah satu andalan Manchester United di lini tengah. Daya jelajahnya yang tinggi sangat disukai Sir Alex Ferguson.

Anderson merupakan bagian dari skuat juara Manchester United. Ia total meraih sembilan trofi bergengsi selama tujuh setengah musim memperkuat Setan Merah.

Meski begitu, Anderson cukup akrab dengan cedera. Hal itu membuatnya sering absen dan hanya mencatatkan 118 penampilan.

Sebuah fakta mengejutkan terkait karier Anderson di Manchester United baru saja dibocorkan mantan rekan setimnya, Rafael Da Silva. Ia mengaku sang gelandang bisa saja menjadi salah satu pemain terbaik dunia andai tidak kecanduan mengonsumsi makanan cepat saji.

“Kita bisa melewati tim pelatih dan berada di jalan raya lalu Anderson akan melompat secara impulsif dan berteriak ‘McDonald’s, McDonald’s.’ Pria itu gila, tapi saya menyayanginya,” tulis Rafael Da Silva dalam otobiografi bersama saudara kembarnya, Fabio, yang dikutip oleh Mirror.

“Dia mengalami banyak cedera besar dan kemudian masalah makannya mulai memengaruhinya. Bukan kebetulan bahwa bentuk terbaiknya datang ketika dia memiliki banyak permainan karena saat itulah dia tidak bisa makan terlalu banyak.”

Anderson memang memiliki tubuh yang gempal. Namun hal itu tak terlalu mempengaruhi performanya pada awal karier bersama Manchester United.

Namun masa-masa sulit Anderson dimulai sejak Sir Alex Ferguson pensiun pada musim panas 2013. Sejak saat itu ia kehilangan tempatnya di skuat inti.

Manchester United sempat meminjamkan Anderson ke Fiorentina pada paruh musim 2013-2014. Namun keputusan itu tak banyak mengubah peruntungannya hingga dilepas secara gratis ke Internacional.

Rafael mengaku Anderson memiliki kualitas yang lengkap sebagai seorang gelandang. Namun yang bersangkutan seolah enggan mengasah bakatnya hingga batas maksimal.

“Beri dia sepak bola dan dia hanya akan bermain dengan kebebasan dan kadang-kadang, jika dia menjalankan permainan dengan baik, dia bisa bermain sebaik pemain mana pun di liga. ketika dia bermain bagus, kami memainkan sepakbola yang brilian,” tambahnya.

“Jika Anderson adalah pemain sepak bola profesional, dia bisa menjadi yang terbaik di dunia. Saya tidak tahu apakah dia pernah menganggap serius sesuatu tapi dia mencintai hidup dengan cara yang mudah dan santai.”