DBasia.news – Kalidou Koulibaly, bek Napoli, menjadi korban rasial dari fans yang menyaksikan laga pekan 18 Serie A Italia antara Inter Milan kontra Napoli. Dia pun turut angkat bicara mengenainya.
Bek berpaspor Senegal itu mengaku tak menyesal dilahirkan dengan kulit berwarna. Ia justru bangga menjadi warga negara Senegal yang lahir di Prancis. Ketika Napoli menghadapi Inter dini hari tadi, bek berkepala plontos itu mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari suporter tuan rumah.
Tiap kali bek 27 tahun itu menguasai bola, suporter tuan rumah menirukan suara-suara mirip monyet. Pelatih Napoli Carlo Ancelotti yang mendengar nada rasis tersebut sempat meminta ofisial keempat untuk menghentikan pertandingan sementara waktu.
Akan tetapi, permintaan Ancelotti tidak digubris dan pertandingan tetap berjalan. Imbasnya, Koulibaly yang konsentrasinya terpecah harus rela diusir wasit Paolo Silvio Mazzoleni ketika pertandingan memasuki menit 80.
Saat itu, Koulibaly awalnya mendapat kartu kuning karena dinilai wasit menjatuhkan winger Inter, Matteo Politano. Tidak terima mendapatkan kartu kuning, Koulibay melakukan tepuk tangan, tanda sarkasme kepada sang wasit. Akibatnya, wasit pun memberikan kartu kuning kedua kepada pemain yang sempat dikait-kaitkan dengan Manchester United tersebut.
“Saya minta maaf atas kekalahan ini (Napoli kalah 0-1 dari Inter) dan saya harus meninggalkan saudara-saudara di lapangan akibat kartu merah ini. Namun, saya bangga dengan warna kulit saya, sebagai orang Prancis, Senegal dan Napoli,” kata Koulibaly mengutip dari Mirror, Kamis (27/12/2018).
Akibat kekalahan dari Inter, Napoli gagal mendekatkan jarak dengan Juventus. Saat ini mereka masih duduk di posisi dua dengan koleksi 41 angka, tertinggal sembilan poin dari Juventus di puncak klasemen sementara Liga Italia 2018-2019.