DBasia.news – Pada laga babak gugur Piala Liga Inggris, di Villa Park, Rabu (18/12), Liverpool mengalami kekalahan 0-5 dari Aston Villa. Banyak menurunkan pemain muda di laga itu dinilai menjadi penyebab kekalahan Liverpool.
Liverpool memilih memainkan pemain akademi pada saat melawan Aston Villa. Pemain muda berbakat Liverpool seperti Luis Longstaff, Harvey Elliott, dan Sepp van den Berg, tampil sejak menit pertama. Bahkan, manajer Liverpool yang memegang kendali pada laga itu bukan Jurgen Klopp melainkan Neil Critchley.
Sejatinya, Liverpool punya lebih banyak peluang mencetak gol. The Reds mengkreasikan 15 peluang sepanjang laga. Sementara itu, Aston Villa hanya 11 peluang.
Namun, karena ada perbedaan jam terbang dan kualitas tim, Liverpool kandas dengan lima gol tanpa balas.
Lima gol kemenangan Aston Villa dicetak Conor Hourihane (14′), Morgan Boyes (17′ OG), Jonathan Kodjia (37′, 45′), dan Wesley Moraes (90+2′). Pada akhirnya, Aston Villa berhak melenggang ke babak semifinal.
Meski kalah, Liverpool menciptakan rekor baru untuk klub. Pada laga tersebut, usia rata-rata pemain yang tampil sebagai starter adalah 19 tahun plus 182 hari. Itu merupakan rata-rata usia termuda starter The Reds di berbagai kompetisi.
Liverpool memang harus mengambil langkah menurunkan pemain akdemi saat melawan Aston Villa. Sebab, tim senior The Reds sedang fokus menghadapi Piala Dunia Antarklub.
Rencananya, Liverpool akan menantang Monterrey pada babak semifinal Piala Dunia Antarklub 2019-2020, di Khalifa International Stadium, Kamis (19/12) dini hari WIB. Pemenang pada laga itu sudah ditunggu Flamengo di laga puncak.