DBasia.news – Bayern Munchen harus mengakui keunggulan Hertha Berlin 0-2, pada laga pekan keenam Bundesliga Jerman musim 2018-2019 di Olympiastadion, Jumat (28/9) kemarin.
Robert Lewandowski, Franck Ribery, Arjen Robben, James Rodriguez, tak kuasa menjebol gawang Thomas Kraft meski melepaskan 25 tendangan – hanya lima yang tepat sasaran – dan mendominasi penguasaan bola sebesar 70 berbanding 30 persen Hertha.
Efisiensi bermain Hertha dan kekompakan mereka merupakan buah dari jerih payah Pal Dardai melatih selama tiga tahun. Legenda Hertha diberi waktu oleh manajemen untuk membentuk skuat yang diinginkannya. Kesabaran itu dibalas dengan performa hebat Salomon Kalou dan kawan-kawan.
“Saya tahu Anda berusaha memprovokasi saya,” ucap Dardai seraya tersenyum ketika diwawancara media soal performa hebat Hertha beberapa waktu lalu. “Tapi fans Hertha mengenal saya. Kami menjalani tiga tahun stabilitas – dan sekarang, kami menjadi tim yang benar-benar bisa Anda nikmati. Hanya berusaha tetap realistis.”
Hertha Berlin
“Hertha Berlin yang impresif akhirnya mulai dapat mengejar imajinasi” begitu headline yang dimuat Guardian soal tim yang julukannya sama dengan Juventus, Si Nyonya Tua. Tidak ada salahnya Hertha mulai bermimpi. Semua berawal dari mimpi, seperti Leicester City ketika menjuarai Premier League 2015/16 Berkat kemenangan tersebut Hertha kini sejajar dengan Bayern di urutan satu-dua dengan perolehan 13 poin – hanya dipisahkan oleh selisih gol. Bagaimana dengan Bayern? Niko Kovac berusaha untuk tetap tenang.
“Kekalahan bukan masalah sama sekali. Mereka yang tahu Bayern mengetahui bahwa kami tidak akan menyerah dengan mudah (dalam urusan meraih titel Bundesliga),” tegas Kovac di laman resmi Bundesliga.
Memang, musim masih sangat panjang dan segala hal bisa terjadi ke depannya. Kendati demikian, kekalahan dari Hertha untuk kali pertama dalam total 15 kali pertemuan seharusnya jadi peringatan untuk Bayern: mereka rawan untuk dikalahkan lawan-lawannya musim ini.
Jangan sampai Bayern mendapatkan sorotan tajam musim ini yang mengarah kepada manajemen, dengan kengototan mereka bahwa bursa transfer musim panas yang dilakukan sudah baik. Mendatangkan Leon Goretzka saja tidak cukup, di kala klub melepas dua gelandangnya: Arturo Vidal dan Sebastian Rudy.
Duo Ribery dan Robben juga sudah jauh dari masa primanya. Lalu pemain-pemain yang kembali dari masa pinjaman seperti Renato Sanches dan Serge Gnabry belum sepenuhnya beradaptasi dengan permainan Kovac. Setidaknya, manajemen sudah mulai harus berpikir, menjadikan kekalahan dari Hertha sebagai lampu kuning alias peringatan.