DBasia.news – Juventus masih belum menemukan cara untuk meraih kemenangan di Serie A 2021-2022. Teranyar, Il Bianconeri menjamu AC Milan di Allianz Stadium, Senin (20/09) dini hari WIB dan kembali gagal menang.
Juventus mengawali laga dengan keunggulan 1-0 melalui gol yang dicetak Alvaro Morata di menit empat, tapi setelahnya tak mampu mencetak gol hingga Milan menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di menit 76 dari gol Ante Rebic.
Alhasil Juventus kini ada di zona degradasi dengan raihan dua poin dari empat laga hasil dari dua kali imbang dan dua kali kalah. Juventus arahan Massimiliano Allegri ada di urutan 18 klasemen di atas Cagliari dan Salernitana.
Hasilnya sejumlah rekor (yang tak diinginkan) dicatatkan Juventus selepas hasil imbang tersebut. Juventus, menurut Opta, kini sudah kebobolan satu gol atau lebih dari 18 laga liga beruntun – sejak 9 Maret 2021.
Itu saat ini menjadikan Juventus dengan rekor terburuk di antara lima liga top Eropa. Giorgio Chiellini dkk kini hanya terpaut satu laga untuk menyamai catatan tanpa clean sheets (19 laga liga beruntun) pada 2010, tiga laga yang pernah dicatatkan pada 1955.
Allegri kini juga menjadi pelatih keempat Juventus yang gagal memberikan kemenangan di empat laga awal musim, dan klub gagal memenangi tiga trofi dengan catatan itu pada musim 1942-1943, 1955-1956, dan 1961-1962.
“Penting untuk mendapatkan hasil positif dan kami melakukannya. Kekalahan tidak akan secara definitif meninggalkan kami di belakang Milan, tetapi keuntungan besar, sekarang lebih mudah untuk menjembatani (dengan papan atas klasemen),” terang Allegri dikutip dari Goal.
“Masalahnya adalah memenangkan pertandingan adalah satu hal, memenangkan liga adalah hal lain, dan itu berarti tidak kebobolan gol karena kesalahan seperti itu. Kami bisa bermain imbang jika tim lain bermain lebih baik, bukan jika kami menyerah.”
“Ada beberapa hal positif, dengan kata lain babak pertama, tetapi yang membuat saya marah adalah 15 menit terakhir. Kami seharusnya lebih menderita, siap bertarung mati-matian. Pada saat-saat itu, Anda tidak dapat melihat menjadi cantik secara estetis, Anda hanya membawa pulang hasilnya, meskipun itu jelek,” urai dia.