Juventus di Era Massimiliano Allegri Bikin Ngelus Dada

DBasia.news – Fabio Capello mengaku bahwa ia heran melihat cara bermain Juventus di bawah pelatih Massimiliano Allegri, terutama pada pertandingan terbaru mereka di Serie A akhir pekan kemarin.

Bianconeri musim 2022/23 ini memiliki skuad yang relatif mewah dan bertabur bintang, namun gagal menunjukkan permainan atraktif dan kewalahan lawan tuan rumah Fiorentina hingga menutup laga dengan skor imbang 1-1, Sabtu (3/9).

Mirisnya, Juve dibombardir oleh Fiorentina dan sama sekali tidak bisa melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran di babak kedua. Mereka bahkan nyaris kalah apabila Mattia Perin tidak mampu menggagalkan eksekusi penalti Luka Jovic.

Capello, 76, yang pernah memenangkan dua Scudetto bersama Juventus sebelum dicabut gara-gara skandal Calciopoli, mengatakan Allegri tidak bisa terus memaksakan gaya main pragmatisnya.

“Juventus tidak boleh bermain seperti ini,” katanya kepada Sky Sport Italia.

“Allegri harus berbuat lebih banyak, ia harus berhenti membicarakan lelucon dan bekerja untuk membawa sesuatu yang lebih dari timnya agar kembali menang. Juventus mengalami pasang surut dan sulit untuk memahami apa yang ingin mereka lakukan.”

Allegri memilih untuk mencadangkan Dusan Vlahovic saat imbang lawan Fiorentina, dengan harapan sang striker bisa fit diandalkan saat bertandang ke markas Paris Saint-Germain dalam laga pertama fase grup Liga Champions, Rabu (7/9).

Namun, gara-gara komentar Allegri yang sudah pesimistis duluan sebelum lawan PSG dan mengatakan bahwa pesaing berat Juve lolos ke fase gugur adalah Benfica, maka keputusan mencadangkan striker Serbia itu dirasa Capello tidak masuk akal.

“Jika seperti itu masalahnya, mengapa Vlahovic tidak dimainkan lawan Fiorentina?” tanya Capello. “Saya tidak mengerti.”

Namun, Capello juga mengakui bahwa skuad Juventus saat ini belum lengkap karena Allegri masih kehilangan beberapa pemain kunci seperti Paul Pogba dan Federico Chiesa yang saat ini absen karena cedera.

“Juventus tetap dua poin di belakang pemimpin klasemen, bayangkan di mana mereka akan berada jika mereka bermain bagus. Mereka masih membangun tim dan kehilangan pemain penting yang membuat perbedaan,” ujarnya.