Jose Mourinho Bukan Salah Satu Pelatih yang Dikagumi Xavi Hernandez

DBasia.news –  Pelatih Al-Sadd, Xavi Hernandez tak menyebutkan nama Jose Mourinho ketika diminta menyebutkan beberapa nama pelatih top  di Eropa yang ia kagumi.

Xavi Hernandez, 39 tahun, memulai karier kepelatihan di tahun ini dengan melatih klub yang diperkuatnya pada medio 2015-2019, Al-Sadd. Baru ini, Xavi membawa Al-Sadd ke perempat final Piala Dunia Antar Klub 2019 usai menang 3-1 atas Hienghene di play-off.

Karier kepelatihan Xavi masih ‘hijau’. Namun, produk La Masia itu sudah memiliki filosofi akan gaya bermain yang diyakininya, yakni permainan ofensif yang mengandalkan penguasaan bola. Dalam hal itu, Xavi mirip dengan mantan pelatihnya, Pep Guardiola.

Guardiola, manajer Manchester City, termasuk ke dalam salah satu nama pelatih top Eropa yang dikaguminya. Selain menyebut Guardiola, Xavi juga membahas Diego Simeone, Jurgen Klopp, Luis Aragone, Vicente Del Bosque, dan Luis Enrique. Tapi, dia tidak menyebut satu nama: Jose Mourinho.

“Sekarang saya telah melihat betapa sulitnya pekerjaan ini, saya jelas kagum kepada setiap pelatih yang datang dan mengubah klub. Sudah cukup jelas gaya melatih Simeone tidak sama seperti saya, tapi saya tetap kagum kepadanya atas segala yang diraihnya di Atletico Madrid dan juga untuk klub,” tutur Xavi saat diwawancara FIFA.

“Pelatih seperti Guardiola dan Jurgen Klopp juga telah membuat tanda mereka sendiri sebagai pelatih, serta Luis Aragone, Vicente del Bosque, dan Luis Enrique juga pelatih-pelatih hebat. Di beberapa cara, sebuah tim merefleksikan pelatihnya.”

“Lalu pelatih seperti Klopp, Simeone, dan Guardiola masing-masing punya gayanya sendiri dan caranya bermain, ini sangat penting. Mereka mampu menyampaikan filosofi dan gaya main mereka kepada para pemain,” terang dia.

Tidak adanya nama Mourinho cukup unik. Pasalnya, terlepas dari kontroversi dengan pemikiran pragmatisnya soal sepak bola, Mourinho juga pelatih sukses di Eropa yang bergelimang trofi.

Meski begitu di masa lalu, Xavi pernah mengkritisi Mourinho yang merusak Real Madrid dan pertandingan El Clasico melawan Barcelona.

“Mourinho merupakan pelatih yang sangat defensif dan bermain melawan Inter-nya tidak mudah. Itu gayanya dan ia mempraktikkannya di Chelsea dan Real Madrid juga,” tutur Xavi mengenai Mourinho

“Ia mengurus semua detail, ia menutup semua celah dan ia tidak memberi Anda banyak ruang. Saya lebih suka gaya sepak bola lain. Saya tidak mengkritik, tetapi saya tidak suka bermain seperti itu dan tim saya tidak akan pernah memiliki sikap seperti itu,” paparnya.

“Kadang ketika sesuatunya tak berjalan lancar untuk Mourinho, ia menginginkan perang, bukan sepak bola,” pungkasnya.