DBasia.news – Joko Driyono, selaku Wakil Ketua Umum PSSI, mengungkapkan fakta menarik soal perputaran judi per laga di Liga 1 2018 yang mencapai nominal Rp 70 miliar. Jokdri juga menegaskan bahwasanya itu bukanlah hal yang negatif untuk sepak bola Indonesia.
Ada satu hal positif yang bisa diambil. Salah satunya metode betting pattern yang digunakan sebagai deteksi dini pengaturan skor.
Menurutnya, semakin tinggi nilai perputarannya, semakin banyak yang berminat terhadap kompetisi sepak bola Indonesia. Semakin menurun, maka peminat kompetisi sepak bola Indonesia menurun.
“Sejak kepemimpinan pak La Nyalla (Mattalitti), kerja sama dengan Sport Radar telah menggunakan early warning system untuk melakukan tahap satu deteksi dini. Jadi mengendus melalui betting patern (pergerakan di rumah judi),” ungkapnya.
“Kita jangan terlalu negatif dahulu dengan judi. Indonesia sekarang, ini data real dan bisa saya bagikan ke mana-mana karena datanya terbuka, per pertandingan Liga 1 uang yang beredar di rumah judi senilai 5.5 juta USD atau sekitar Rp70 miliar.”
“Semakin besar (nilai kompetisi di rumah judi) kita jangan menganggap itu semakin kacau, bukan. Semakin tinggi nilai itu, semakin tinggi kepercayaan di kawasan dunia. Jadi ini sepak bolanya tidak bisa diatur. Tetapi pada saat nilainya itu menurun dan tidak ada betting di rumah judi, maka itu mengatakan bahwa sepak bola kalian tidak bisa dipercaya,” tutupnya.
Namun, judi dilarang dalam pelaku sepak bola, terkait pengaturan skor misalnya. Maka dari itu, PSSI berkerja sama dengan Genius Sport untuk menyelediki penyelewengan judi sepak bola Indonesia. Genius Sport merupakan lembaga independent dari Jerman.