DBasia.news – Kepergian Lionel Messi membuat keluarga besar Barcelona patah hati. Joan Laporta yang berstatus presiden klub turut merasakan hal yang sama.
Messi mengakhiri masa pengabdian selama hampir dua dekade di Barcelona pada musim panas ini. Kedua pihak terpaksa berpisah karena terbentur regulasi LaLiga.
Barcelona dan Messi sebenarnya sudah sepakat untuk melanjutkan ikatan kerja sama. Namun tingginya beban gaji dan krisis finansial yang melanda El Barca membuat penandatanganan kontrak anyar tak mungkin dilakukan.
“Kedua pihak menginginkan akhir yang berbeda, tapi kami harus menerima kenyataan bahwa apa yang kami inginkan di awal tak bisa terpenuhi. Salah satu cerita terindah di sepak bola telah berakhir,” kata Laporta dilansir dari Marca.
“Saya pikir itu adalah hubungan yang sukses yang telah berlangsung bertahun-tahun dan pada akhirnya memburuk.”
Laporta mungkin menjadi salah satu orang yang paling terpukul dengan kepergian Messi. Selain memiliki hubungan yang dekat, mempertahankan La Pulga merupakan janji kampanyenya.
Wajar jika kemudian banyak penggemar Barcelona kecewa kepadanya. Laporta seolah hanya memberikan janji-janji palsu agar terpilih kembali menjadi presiden.
Saat ini, Messi sudah resmi menjadi milik Paris Saint-Germain (PSG). Raksasa Prancis itu memenangi persaingan dengan klub lain setelah menyanggupi permintaan gaji sang megabintang.
Laporta mengaku merasa aneh melihat Messi mengenakan seragam klub lain. Pemain berusia 34 tahun itu bahkan berpotensi menjadi lawan Barcelona di Liga Champions.
“Seperti semua penggemar Barcelona, saya lebih suka melihatnya di Barcelona, tetapi kami telah membuat keputusan yang tepat karena Barcelona di atas segalanya,” tambahnya.
“Saya suka melihatnya bahagia, dia pantas mendapatkannya. Sekarang mungkin kami akan menjadi rival dan sebagai rival kami harus menghadapinya.”