DBasia.news – Gelandang Arsenal Lucas Torreira menceritakan pengalamannya konsultasi dengan psikolog akibat minimnya menit bermain di musim keduanya berseragam The Gunners. Ia merasakan kesedihan dan suasana hati yang buruk saat tidak bermain.
Torreira didatangkan dari Sampdoria pada 2018 dan menjadi andalan di lini tengah Meriam London dengan memainkan 34 pertandingan di Premier League. Setelah dua musim naik turun bersama Arsenal, Torreira dipinjamkan ke Atletico Madrid awal musim lalu.
Di Atletico, nasib pemain 25 tahun malah makin tidak jelas. Alhasil dia merasa seolah-olah hanya bermain dalam bayang-bayang Hector Herrera dan Koke. Bahkan Torreira tidak ditawarkan untuk memperpanjang masa baktinya bersama kampiun LaLiga itu.
“Setahun yang lalu, saya berkonsultasi seorang psikolog di Spanyol. Karena pada tahun kedua di Arsenal, saya bermain sedikit. Saya berjuang untuk menghadapinya. Sungguh karena hidup saya berputar di sekitar sepak bola,” kata Torreira dikutip dari Marca.
“Ketika saya tidak bermain, saya memiliki waktu yang sangat buruk. Saya dalam suasana hati yang buruk dan banyak hal yang membuat sedih,” tambah gelandang internasional Uruguay itu.
Kesedihan lain dirasakan Torreira karena ibunya meninggal dunia akibat Covid-19 dan sempat berpikir untuk pensiun dari sepak bola.
“Ketika ibu meninggal, saya tidak ingin bermain sepak bola lagi. Saya ingin tinggal di Fray Bentos di Uruguay bersama keluarga,” ungkapnya.
“Saya tidak benar-benar ingin kembali ke Spanyol karena harus tinggal di sana sendirian.”
“Untungnya salah satu saudara laki-laki keluar untuk tinggal bersama saya. Tetapi saya ingin tinggal di sini bersama ayah,” tandasnya. Kedatangan Albert Sambi Lokonga di Arsenal akan membuat pesaing Torrera di lini tengah bertambah setelah ada nama Mohammed Elneny dan Thomas Partey.