DBAsia News

Jangan Pasang Ekspektasi Terlalu Tinggi Untuk Bintang Manchester United Jadon Sancho

DBasia.news – Jadon Sancho dinilai gagal tampil memesona sejak berbaju Manchester United lantaran dirinya terlalu dibebani ekspektasi besar.

Kualitas dan pengalaman Varane serta Ronaldo tak perlu diragukan lagi, terutamanya keduanya pernah sama-sama sukses di Real Madrid. Heaton pun datang sebagai kiper ketiga pelapis David De Gea dan Dean Henderson.

Berbeda dari ketiganya, harapan dan ekspektasi disematkan kepada Sancho yang baru berusia 21 tahun. United merogoh kocek hingga 85 juta euro untuk merekrutnya dari Borussia Dortmund setelah lama mengincarnya.

Dengan performanya dalam menciptakan peluang, mencetak gol, dan menghadirkan kreativitas di Dortmund, Sancho diharapkan dapat melakukan hal yang sama. Tapi fakta berkata sebaliknya.

Sancho telah tampil 23 kali musim ini dengan catatan dua gol tanpa assist. Bandingkan dengan musim lalu ketika ia memberikan 20 assists dan mencetak 16 gol dari 38 pertandingan bersama Dortmund. Lantas, ada apa dengan Sancho?

Sancho memang berpaspor Inggris, tapi layak diingat juga ini musim pertamanya bermain di tim utama pada level Premier League, sebab sebelumnya Sancho adalah produk akademi Man City yang langsung merantau ke Jerman.

“Sulit dikatakan, saya pikir itu karena liga yang berbeda dan juga kompetisi berbeda, lebih mengandalkan fisik,” ucap Ralf Rangnick soal kesulitan Sancho di Inggris.

Itu ditambah fakta Sancho perlu beradaptasi lagi dengan permainan United yang berganti pelatih dari Ole Gunnar Solskjaer ke Rangnick. Faktor lainnya adalah ekspektasi yang berbeda.

Sancho datang ke Dortmund tanpa banyak orang yang mengenalnya tak lebih dari pemuda berbakat. Dortmund juga tidak memberikan tekanan kepadanya sebesar di Man United yang setiap musimnya ditargetkan memenangi trofi.

“Saya pikir itu juga ada hubungannya dengan banyak hal berbeda di kepalanya,” tambah Rangnick.

“Ada perbedaan jika Anda datang sebagai pemain Inggris berusia 18 tahun, tidak dikenal, berbakat ke Borussia Dortmund. Sejak saat itu, Anda hanya bisa berkembang, Anda hanya bisa sukses dari itu.”

“Tingkat ekspektasi jauh lebih rendah dibandingkan dengan situasi ketika, pada usia 21 tahun, Anda datang ke klub seperti Manchester United dengan biaya transfer tinggi, dengan ekspektasi tinggi.”

“Semua orang berharap dari dia bahwa dia akan menjadi salah satu pemain terbaik di tim. Sekali lagi, ini adalah situasi psikologis, emosional yang lebih menantang daripada yang dia alami di Borussia Dortmund, dan ini adalah langkah yang harus dia lakukan untuk menjadi pemain top selama 10 tahun ke depan untuk klub ini.”

Dengan sejumlah faktor tersebut, Rangnick yang juga pernah melatih Schalke dan RB Leipzig serta tahu kultur sepak bola Jerman, mengetahui gaya main Sancho, terus memberikan keyakinan kepadanya agar bisa menemukan performa yang sama seperti saat membela Dortmund.

“Setiap kali saya melihatnya berlatih, dia menunjukkan bahwa dia adalah salah satu pemain terbaik di sesi latihan,” tambah Rangnick.

“Tapi sekarang ini tentang mentransfer itu ketika dia bermain dan menunjukkan level dan kinerja yang sama di lapangan.”

“Omong-omong, saya mengatakan itu padanya, sehari sebelum kemarin. ‘Konfirmasi penampilan yang Anda tunjukkan dalam latihan saat Anda bermain di lapangan’.”

“Ketika dia mulai melakukan itu, kepercayaan diri akan mengalir dan ini akan membantunya terus maju. Kemudian, ini tentang menjaga kemajuan itu.”

“Dia memiliki kemampuan untuk melakukan itu. Tidak ada keraguan tentang itu, tetapi sekarang kami harus mengembangkannya menjadi pemain seperti itu, menunjukkan penampilan yang sama seperti yang dia tunjukkan di Borussia Dortmund.

“Kami dapat memberinya panduan, kami dapat memberikan bantuan kepadanya dan menunjukkan kepadanya bahwa kami mencoba untuk menemaninya di jalan ini dan memberikan semua bantuan yang diperlukan yang dia butuhkan, tetapi pada akhirnya terserah dia untuk mengambil langkah selanjutnya.” 

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?