DBasia.news – Ibunda striker Chelsea, Tammy Abraham, menangis ketika tahu anaknya menjadi korban rasial di media sosial. Hal itu diutarakan langsung oleh sang anak.
Tammy Abraham menjadi korban serangan rasial usai gagal mengeksekusi penalti pada Piala Super Eropa melawan Liverpool. Pemain 21 tahun tersebut banyak mendapatkan serangan di media sosial.
Perlakuan tidak mengenakan tersebut didominasi oleh suporter Chelsea. Tidak heran, sang ibu yang melihatnya pun tak kuasa menahan air mata.
“Saya mengingat saat sedang berbicara dengan ibu, dia sangat emosional, dia menangis. Dia berpikir: ‘Kenapa anak saya? Kenapa anak saya?’ Itu tidak menyenangkan untuk didengar. Terlebih, melihat anak Anda dilecehkan,” ungkap Tammy seperti dilaporkan Metro.
“Saya punya karakter kuat. Jadi, itu tidak memengaruhi saya. Namun, meski demikian, itu bisa saja melukai orang yang tidak punya kepribadian seperti saya,” imbuhnya.
Tammy mendapatkan respons positif usai kejadian tersebut. Ia mendapatkan banyak dukungan, terutama dari rekan satu tim di Chelsea.
“Setelah itu, teman-teman, pelatih dan semua orang yang berada di Chelsea membantu saya. Pada hari berikutnya, Frank Lampard menghubungi untuk mengetahui situasi saya,” terang Tammy.
“Dia tidak ingin terlalu banyak ikut campur karena telah mengetahui perasaan saya. Dia hanya memastikan saya tidak hilang fokus dari sepak bol dan kehidupan personal tetap baik. Menenyangkan bisa mendapatkan dukungan seperti itu saat mengalami masa-masa sulit.”
Sejatinya, penampilan Tammy Abraham di Chelsea tidak terlalu mengecewakan. Ia menjalankan tugas dengan baik sebagai ujung tombak The Blues di Premier League. Dari empat laga yang sudah dihelat, Tammy mencetak empat gol.