DBasia.news – Inter Milan tak kehabisan akal untuk menghindari penalti senilai 30 juta euro atau sekitar Rp514 miliar soal transfer Joao Mario. Inter memilih memutus kontrak sang pemain terlebih dahulu.
Inter Milan sedang melakukan penghematan untuk mengurangi beban pengeluaran klub. Maklum, pergerakan Inter soal finansial menjadi terbatas karena pendapatan berkurang akibat pandemi virus corona.
Selain itu, Suning selaku pemilik juga tak bisa lagi jor-joran dalam menyuntikkan dana. Pemerintah China tak lagi menjadikan olahraga sebagai bidan investasi prioritas.
Walhasil, satu di antara jalan yang ditempuh Inter Milan adalah cuci gudang. Inter akan melepas sejumlah pemain yang dianggap tak masuk rencana.
Pemain yang masuk dalam daftar tersebut adalah Joao Mario. Karier pemain asal Portugal itu lebih banyak dipinjamkan.
Sejatinya, Inter telah mencapai kesepakatan dengan Sporting soal transfer Joao Mario. Namun, setelah menunggu dua bulan, Sporting tak kunjung menutup negosiasi. Sporting justru menurunkan penawaran dari 7 juta euro menjadi 3,5 juta euro.
Inter pun bertindak cepat dengan menawarkan Joao Mario ke klub lain. Penawaran itu disambut Benfica.
Sayangnya, ketika Inter membeli Joao Mario dari Sporting beberapa tahun lalu, terselip klausul yang melarang Joao Mario pindah ke klub Portugal. Jika melanggar, Inter wajib membayar penalti senilai 30 juta euro.
Inter pun tak kehilangan akal. Nerazzurri memilih memutus kontrak Joao Mario. Dengan begitu, sang gelandang bisa menuju Benfica tanpa khawatir terkena denda.
Kesepakatan tersebut memang terlihat merugikan untuk Inter. La Beneamata kehilangan sekitar 6,5 juta euro dari potensi penjualan Joao Mario.
Namun, pada sisi lain, Inter juga menghemat pengeluaran hingga 5 juta euro yang berasal dari gaji kotor Joao Mario. Selain itu, Benfica dikabarkan berpotensi membeli pemain muda Inter Milan dengan harga tinggi sebagai kompensasi dari transfer gratis Joao Mario.
