Ini Sosok Presiden Baru FIGC

Gabriele Gravina

DBasia.news – Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) akhirnya memiliki presiden anyar. Sosok tersebut adalah Gabriele Gravina. Ia merupakan mantan Presiden Serie C. Gabriele Gravina menjadi Presiden FIGC menggantikan peran Carlo Tavecchio.

Carlo Tavecchio mengundurkan diri pada November 2017 setelah timnas Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2018. Hasilnya, Presiden FIGC pun kosong selama satu tahun belakangan.

Sebelumnya, Carlo Tavecchio menjabat sebagai Presiden FIGC sejak Agustus 2014. Tavecchio baru saja memasuki periode keduanya sebagai Presiden FIGC ketika mengundurkan diri.

Sejumlah nama muncul sebagai calon pengganti Carlo Tavecchio. Sosok seperti Giuseppe Marotta dan Umberto Gandini dianggap tepat untuk memimpin FIGC.

Carlo Tavecchio

Akan tetapi, nama-nama yang diunggulkan justru enggan bertugas sebagai Presiden FIGC. Padahal, Giuseppe Marotta dianggap sebagai kandidat terkuat memangku jabatan tersebut.

Hasilnya, Gabriele Gravina seorang yang maju sebagai kandidat Presiden FIGC. Gravina telah mendaftar sebagai calon tunggal sejak awal Oktober 2018.

Meski berstatus calon tungga, Gabriele Gravina tetap harus mengikuti pemungutan suara. Pada pemungutan suara yang berlangsung Senin (22/10), Gravina memperoleh 97,2 persen suara.

Setelah terpilih sebagai Presiden FIGC, Gabriele Gravina pun mengungkapkan visi dan misinya. Pria berusia 66 tahun itu berambisi membangun program untuk pesepak bola muda Italia.

“Saya ingin membangun ulang sepak bola Italia dan menciptakan olahraga untuk para pemain muda. Nantinya, saya ingin membangkitkan kembali timnas Italia,” ujar Gabriele Gravina seperti dilansir dari Sky Sport Italia.

“Semua orang harus bekerja sama dan saling menghormati. Sepak bola tidak dimainkan seorang diri. Kami ingin membangkitkan sepak bola Italia dengan mendengar masukan dari berbagai pihak,” lanjut presiden anyar FIGC itu.

Misi yang diusung oleh Gabriele Gravina bersama jajaran FIGC pimpinannya tentu menjadi mimpi masyarakat Italia. Maklum, prestasi Gli Azzurri semakin merosot sejak memenangi Piala Dunia 2006 di Jerman.